Manuver dan keberanian Surya Paloh dalam hal ini Partai Nasdem yang telah mendeklarasikan capresnya yaitu Anies Baswedan, patut diacungi jempol. Apalagi partai Demokrat dan PKS jadi berkoalisi dengan Nasdem, maka gabungan ketiga partai tersebut dapat mengusung satu pasang calon. Terlepas dari beberapa kader partai Nasdem yang telah mengundurkan diri akibat dari pencalonan Anies tersebut.Â
Partai Nasdem terlihat ingin menarik simpati atau mendapatkan cocktail effect atas ceruk suara pendukung kelompok 212. Mungkin saja, hitung-hitungan partai Nasdem suara basis massa 212 lebih besar dibandingkan para pendukungnya selama ini (kaum nasionalis). Seperti diketahui bersama bahwa struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi berbagai diferensiasi atau perbedaan.Â
Ada perbedaan berdasarkan ras, agama, suku dan wilayah. Sebagai contoh perbandingan, wilayah Indonesia Timur seperti Bali, NTT, sebagian dari Sulawesi, Maluku, Kalimantan dan Papua serta Tapanuli adalah basis suara nasionalis. Bahkan kader dari partai Nasdem ada yang menjadi Kepala Daerah (Gubernur, Bupati) di beberapa daerah tersebut.
Ijinkan penulis membedakan struktur masyarakat Indonesia berdasarkan hasil pemilu tahun 2019.Â
Jika membagi pemilih Indonesia menjadi dua struktur yaitu, Pendukung Jokowi dan Prabowo. Pendukung Prabowo terdiri dari berbagai elemen bangsa termasuk diantaranya massa 212. Namun, tokoh dan massa 212 merasa ditinggalkan dan kecewa, ketika Prabowo memutuskan bergabung ke pemerintahan Jokowi. Kelompok 212 sangat dekat dengan Anies Baswedan dan merupakan pendukung utama saat pilkada DKI. Melihat Anies dideklarasikan oleh Partai Nasdem dan mendapatkan kendaraan politik walaupun mesti mencari lagi teman untuk berkoalisi. Praktis, dukungan suara ke Prabowo Subianto dari simpatisan 212 akan berkurang sebagai dampak dari deklarasi tersebut.Â
Akibatnya adalah partai Gerindra perlu ekstra kerja untuk mempertahankan basis suara pemilihnya. Merujuk pada perolehan suara pilpres 2019, mayoritas pemilih Jokowi berada pada wilayah pulau Jawa yaitu Jateng, Jatim, Yogyakarta dan DKI Jakarta serta basis nasionalis di luar Pulau Jawa. Â
Prediksi beberapa pengamat, wilayah tersebut akan sulit direbut oleh pendukung Anies Baswedan. Wilayah itu dikenal sebagai wilayah pertempuran sengit dan merupakan basis massa juga dari partai lainnya yaitu PDIP, Golkar, PKB, PPP dan PAN. Partai Gerindra dan Capresnya yaitu Prabowo, perlu mencari strategi yang handal untuk mengganti suara yang akan hilang dengan merebut kantong suara di wilayah tersebut dan mempertahankan basis suara sebelumnya.
Pencalonan Anies Baswedan oleh Partai Nasdem merupakan strategi jitu Surya Paloh. Deklarasi Anies diprediksi mampu merebut sebagian suara basis pendukung Prabowo yang kecewa atas bergabungnya partai Gerindra dan Prabowo ke pemerintahan Jokowi. Pertemuan kemaren, antara Anies Baswedan dengan Habib Rizieq Shihab di kediamannya yaitu di Petamburan pada hari Jumat (7/10/2022). Walaupun, dijawab bahwa kegiatan ini adalah acara maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri Rizieq Shihab. Namun, kunjungan ini telah menimbulkan persepsi di masyarakat terkait adanya sinyal dukungan dari kelompok 212.
Kemungkinan terbelahnya suara ini merupakan peluang bagi partai yang belum mengumumkan capresnya. Partai yang belum mendeklarasikan calonnya akan lebih mudah untuk mengkalkulasi atau berhitung mengantisipasinya.
Apalagi jika basis suara pendukung Jokowi tidak terbelah, maka akan memudahkan pasangan calonnya memenangkan Pilpres tahun 2024.Â