Anies selalu mengedepankan komunikasi yang santun karena dia sadar bahwa Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi kesantunan. Hal itu tampak dalam sambutannya ketika pengumuman resmi dirinya sebagai bakal Cagub DKI untuk melawan petahana.
Ia menegaskan bahwa Pilgub DKI merupakan momentum untuk pesta ide dan gagasan membangun Jakarta dengan mengedepankan demokrasi yang santun. Hal itu diamini PKS sebagai salah satu partai pengusung. Namun sayang, harapan Anies di awal pencalonannya sedikit tercoreng oleh aksi baca puisi yang berkonten negatif dan menyerang salah satu calon. Apapun alasannya, masyarakat tahu maksud puisi tersebut dan Anies tidak senang akan hal itu. Ini tampak dari eksresi wajahnya kala itu.
Tapi apakah gaya Anies ini cocok untuk memimpin Jakarta?
Agus Hari Yudhoyono
Dari ketiga calon, mungkin Agus adalah satu-satunya yang tidak populer. Tapi jangan salah, ia segera populer setelah pengumuman pencalonannya. Banyak pihak yang berkomentar tentang pencalonan Agus tersebut yang tercatat masih aktif sebagai anggota militer dan diprediksi memiliki karier bagus di militer. Terlepas dari pro dan kontra pencalonan Agus oleh Demokrat dan koalisinya, sebenarnya seberapa besar peluang Agus untuk memenangkan Pigub DKI?
Sebagai sosok baru di dunia politik praktis, secara hitung-hitungan Agus kalah segalanya. Popularitasnya tidak sebanding dengan Ahok maupun Anies Baswedan yang terlebih dulu muncul. Namun, kegantengannya masih bisa diunggulkan. Paling tidak hal itu yang sering disebut-sebut oleh para kader partai yang mengusungnya.
Usia muda, penuh semangat, dan idealis dimiliki oleh Agus. Namun, itu semua tidak cukup. Jakarta butuh bukti dan eksekusi cepat. Pemimpin yang berpengalaman tentu yang menjadi pilihan. Apakah pengalaman Agus di militer cukup untuk membawanya sebagai pemimpin Jakarta?
Ada suatu ketakutan ketika Agus terpilih sebai Pemimpin Jakarta. Dia hanya akan menjadi “boneka” para pengusungnya. Hal ini berimbas pada tidak adanya perubahan karena semua akan berjalan normatif.
Pada dasarnya semua calon adalah orang-orang yang hebat. Warga Jakarta tentu telah pandai dalam menentukan pilihannya dan tahu ingin seperti apa Jakarta kelak. Kecuali warga Jakarta lebih memilih studi banding terus ke Singapura dan selalu membandingkannya dengan Jakarta karena Jakarta tetap jalan di tempat tanpa berkembang semakin hebat. Sukses selalu Jakarta dan salam Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H