Mohon tunggu...
Yan Osmana
Yan Osmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta

Praktisi udud lan ngopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya Ku

30 April 2024   17:48 Diperbarui: 30 April 2024   17:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cahaya Ku

Mentari pagi terus tak henti  menyinari langkah kaki ku. Tepian jurang ku meniti penuh semangat. Tak mengenal bahaya tak takut merenggang nyawa. 

Jeram begitu terjal, setapak nan berbukit penuh ilalang. Berkelok liar menuntunku pulang. Menemui sang bayu pelengkap kalbu. Saat kenestapaan penuh letih serta kegelisahan. Menanti tangan lembut sang pengasuh pencerah hati.

Kurindukan senyum sapa yang selalu tak malu di sudut bibirnya. Pancarkan kilau masa depan semua insan. Jelas sang bayu pun penuh harap. Untuk mendekapnya dengan erat diakhir penantian.

Terima kasih semilir bayu penuh rindu, tak terbayang betapa anggun wajahmu. Meluluhlantakan hatiku. Memang Tak seharusnya aku menggerutu. Karena kamu penuntun ku mendapatkan penantian.

Terima kasih sang bayu penuh jingga mewarna. Engkau mengiringi bidadari ku merangkulku yang penuh debu dan kotoran. Jujur, Engkaulah penyejuk jiwa ku nan gersang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun