Mohon tunggu...
Yan Osmana
Yan Osmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta

Praktisi udud lan ngopi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada, Momentum Mencari Pemimpin yang Amanah

22 April 2024   10:05 Diperbarui: 22 April 2024   11:08 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada Momentum Mencari Pemimpin Amanah

Hingar bingar Pilkada serentak 2024 ini. Mulai terasa sekali. Baik itu dipenjuru kota maupun pelosok desa, tak luput dari riuh riangnya menyambut kontestasi tersebut. 

Hal itu tergambar nyata sekali. Dengan  banyaknya baliho-baliho besar bergambar para kandidat calon baik Gubernur dan Wakil Gubernur, maupun Bupati serta Walikota. Yang terpampang memenuhi ruang-ruang publik, sampai sudut-sudut gang sempit.

Penyebaran balihonya terus menerus tiada henti. Bahkan persebarannya bisa dibilang sangat begitu merata sekali. Dan momen ini, bagi mereka sangat baik serta langka. Guna menduduki nikmatnya singgasana kekuasaan didaerah.

Begitu pula dengan masyarakat, hal ini pun. Wajib dijadikan momentum terbaik untuk memilih pemimpin yang mampu memajukan daerahnya. Serta mampu mensejahterakan masyarakatnya secara langsung. Tanpa ada tendensi apapun.

Jujur aku pun tak luput dari imbas hingar bingar Pilkada ini. Karena aku sangatlah berharap. Siapapun nanti yang terpilih mampu menjunjung sikap profesionalitas setinggi mungkin. Agar roda  pemerintahan didaerah-daerah berjalan dengan baik dan benar.

Dan sebagai masyarakat, keinginan diriku hanya satu. Pingin punya pemimpin yang punya empat pilar dasar yang baik. Yakni integritas, kapabilitas, otoritasnya dan karitas.

Kalau punya integritas tinggi, pasti semua bisa berjalan dengan baik. Lantaran itu adalah karakter serta perilaku etis. Disitu ada aspek moral yang sifatnya personal.
Ambil contoh  Mohammad Hatta, yang mana beliau jujur sesuai dengan pikiran, perkataan dan perbuatan. Beliau sangat kuat memegang komitmen. Serta selalu konsisten menjalankan prinsip-prinsip kebenaran universal. Sehingga keberanian tak bisa diragukan dalam memikul tanggungjawab besar sebagai leadership.

Sedangkan, kapabilitas. Di dalam ranah manajemen. Merupakan gabungan dari motivasi, pengetahuan dan ketrampilan. Jadi pemimpin yang memiliki kapabilitas berarti orang paham dan ahli akan bidang pekerjaannya. 

Contoh tokoh yang patut diteladani adalah Frans Seda. Seorang menjadi menteri pada era Bung Karno lengser. Lalu Soeharto naik tahta, namun Frans Seda tetap diangkat sebagai menteri. Begitu pula kala Megawati menjadi presiden, pemikiran Frans Seda tetap dipakai sebagai penasihat ekonomi. Hal itu menunjukan kapabilitas Frans Seda sudah tak bisa dipertanyakan lagi. Karena ukuran untuk menilainya jelas kualitas sert produktivitas pekerjaannya.

Kemudian untuk otoritas atau wewenang jabatan dengan basisnya legalitas formal. Dan tokoh yang layak jadi panutan yaitu Ali Sadikin. Sebab, ditangannya Jakarta yang dulunya sebuah kampung besar berubah menjadi metropolitan nan modern.

Terkahir adalah karitas. Yang sekarang menjadi jargon paling populer yaitu, pemimpin adalah pelayan. Yang bisa diartikan pemimpin yanga memiliki sifat rendah hati dan respek kepada orang lain. Jabatan adalah amanah dan karena itu amanah harus dipertanggungjawabkan kepada konstituennya dengan cara melayani sepenuh hati untuk mereka. 

Semoga Pilkada berjalan aman dan damai. Dan menghasilkan pemimpin yang amanah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun