Mohon tunggu...
Yan Osmana
Yan Osmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta

Praktisi udud lan ngopi

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Kangen Ayah

30 Maret 2024   18:17 Diperbarui: 30 Maret 2024   18:22 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kangen Ayah 

Dulu kala remaja, aku sering banget agak kesel sama ayahku. Karena dia sering tak menepati janji kepadaku, kala diriku merajuk minta sesuatu. Ayahku hanya bisa bilang "iya besok ya". Tetapi keesokannya malah lupa. 

Sempat aku jengkel hingga ngambek terus minggat. Sampai-sampai Ibuku marah-marah kepada ayahku. Lantaran tidak bisa  memenuhi keinginan sang anak tercinta dan istrinya. Bahkan ibuku dan aku pun sempat  bicara kasar pada ayah ku sendiri.

Namun kini, usai aku menjadi sang kepala keluarga. Aku baru tahu merasakannya sendiri, betapa pahit getirnya perasaan ayahku. Yang sejatinya tidak ingin melihat keluarganya menderita.

Ternyata ayahku, sudah sangat bekerja keras dan banting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga nya. Tanpa mau peduli akan cacian maupun makian dari para teman-temannya dan bosnya.

Mungkin ayahku sering mendapat hinaan di luar sana. Namun beliau tidak pernah mau menceritakannya. Bahkan mungkin juga ayahku sering mempertaruhkan nyawanya demi anak dan istrinya. Serta ayahku mungkin juga sering menahan lapar demi membawa uang dikala pulang.

Dan aku kini merasakan pahit getirnya itu semua. Untuk itu, sebelum marah-marah maupun cemberut pada sosok ayah. Ingat dan hitunglah, tiap hari berapa juta tetes keringat yang ayah kalian peras dari tubuhnya. Kemudian tataplah lekat-lekat matanya, mungkin tanpa kamu sadari mata itu telah banyak mengeluarkan air mata demi melihat keluarganya tersenyum penuh bahagia. 

Buat ayah ku yang sudah tenang di alam sana. Aku minta maaf sebesar-besarnya. Dan akan ku doakan selalu, Semoga lelah mu menjadi berkah, Aamiin ya Allah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun