Mohon tunggu...
Yannuar Permana
Yannuar Permana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Semester Akut, Bukan Penulis. Tiada kata terlambat untuk berkarya, terlebih sesuai dengan passion kita.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Catatan Mimpi #3 : Alpha Waves

3 September 2013   07:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:27 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku jadi kurang enak sama Bu Sri, Ned. Beliau baik banget orangnya.”

“Iya juga sih. Tapi nggak mungkin kita nolak tawaran beliau yang sudah menyiapkan makanan untuk kita.”

“Maka dari itu… kita turun aja gih!

Dimeja makan berbentuk persegi empat itu sudah ada Bu Sri dan Rini serta makanan yang sudah terhidang. Hemmm… memang beruntung aku dan Juned sudah nge-kos di rumah ini.

“Yuuk.. kita makan. Kalau nanti kurang nambah aja lagi nggak apa-apa!”

“Iya Bu...” Jawab ku dan Juned dengan nada sedikit malu.

Setelah makan malam bersama dengan seisi rumah kos, kami pun kembali ke aktivitas masing-masing. Bu Sri, nonton TV sambil bersama dengan anaknya Rini. Rini, nonton TV sambil membawa bebeapa buku dan perlengkapan tulis untuk mengerjakan PR. Juned, biasanya dia menghidupkan laptopnya dan modemnya untuk berselancar di dunia maya. Situs yang biasa dia buka yaitu Kaskus dan Kompasiana, sesekali dia juga membuka facebook untuk sekedar melihat info di grup FB nya. Sedangkan aku? Aku biasanya sibuk nonton film atau membaca komik di situs-situs komik online. Berhubung belum ada tugas kuliah, jadi ku puas-puaskan untuk menonton film yang lagi booming tahun lalu. Yuppp.. Fast & Furious. Yang bercerita tentang Balapan liar dengan mobil – mobil super keren dan mahal yang dibintangi Vin Diesel dan Paul Walker. Meskipun baru sekitar jam 8, yang namanya nonton film sambil tiduran setelah makan malam yang super lezat dan kenyang itu memang membuat ngantuk. Mata berat, tapi ku paksa untuk tetap terbuka untuk menuntaskan nonton film ini, meski sesekali terpejam.

“Tolong…Tolong…Tolong!!!” terdengar teriakan di lantai bawah yang membuatku membuka mata lebar – lebar.

“Ca..ca.. itu bukannya suaranya Bu Sri ?”

“Iya bener, Ned. Kita turun!”

Segera aku dan Juned bergegas menuruni tangga dengan ekspresi kaget dan panik karena teriakan Ibu kos ku yang menandakan ada kejadian yang serius. Namun setelah ku melihat apa yang ada di bawah, panik ku berubah menjadi perasaan yang bercampur aduk. Bingung, kaget, takut, dan tak tahu harus berbuat apa. Darah bercucuran di lantai, tangisan histeris Ibu kos pecah tanpa henti sambil memeluk putrinya yang tak sadarkan diri dengan luka seperti tertembak di perut bagian kiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun