Mohon tunggu...
yaniwidyantari
yaniwidyantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya membaca buku novel

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Gen Z dan Gen Alpha Membentuk Budaya Baru Di Era Digital

13 Desember 2024   21:11 Diperbarui: 13 Desember 2024   21:11 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua kelompok Gen Z dan Gen Alpha merupakan kelompok yang tumbuh dalam kemajuan teknologi digital dengan memiliki karakteristik yang berbeda. Keduanya menjadi kelompok terbesar dengan populasi kurang lebih 2M orang diseluruh dunia. Gen Z yang lahir antara akhir tahun 1990-an dan hingga awal 2010. sementara itu, Gen Alpha lahir mulai tahun 2010 hingga 2025 dengan terintegrasi teknologi misalnya kecerdasan buatan, media sosial dan perangkat pintar. Perbedaan ini sangat menarik bahwa Gen Z dan Gen Alpha tidak hanya berbeda dalam hal teknologi tetapi juga berbeda dalam cara mereka menangani tantangan budaya baru terhadap masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan

Pergeseran Gen Z ke Gen Alpha mencerminkan perubahan mendasar dalam cara berkomunikasi dalam membentuk budaya baru di era digital. Hal ini karena Gen Z tumbuh di masa awal media sosial sehingga memiliki pemikiran yang lebih kritis dan reflektif dalam memanfaatkan platform untuk membangun identitas kolektif. Sedangkan Gen Alpha menunjukkan lebih rasional dan logis dengan cara instan dan terbuka. Perubahan ini terjadi bukan hanya media sebagai alat komunikasi tetapi juga alat pentingnya transformasi budaya. Namun sangat sulit menjaga keseimbangan dan kreativitas, terutama Gen Alpha karena sangat bergantung sekali dengan teknologi.

Disisi lain menurut penelitian yang dilakukan oleh Smith tahun 2023 87% Gen Z menngunakan internet sebagai sumber utama untuk informasi dan hiburan serta 78% menggunkan media sosial di setiap harinya.

Pada bulan Januari tahun 2024 we are social mejelaskan bahwa jumlah total penggunaan internet 185,3 juta di seluruh Negara Indonesia. kemudian penulis juga mendeskripsikan bahwa media sosial seperti whatsapp, instagram, facebook, tik tok dan lain sebagainya itu menjadi media utama bagi kedua generasi ini untuk mengekspresikan diri. Oleh karena itu, keduanya tidak hanya menggunakan teknologi sebagai alat tetapi juga sebagai pembentukan identitas mereka. Maka menurut we are sosial, jumlah identitas penggunaan media sosial yakni 139.0 juta. Ini menunjukkan bahwa gen z telah menjadikan media sosial sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari mereka.

Media sosial memainkan peran penting dalam menciptakan nilai-nilai baru untuk Gen Z dan Gen Alpha. Whatsapp, Instagram, tik tok dan youtube telah berkembang menjadi tempat kreatif yang dimana budaya baru diekspresikan dan disebarluaskan dengan cepat. Namun media sosial Whatshapp yang paling banyak digunakan dengan 90.9%. Sebaliknya yang sering kita temui ketika membuka platform tik tok, Instagram dan youtube dengan muncul konten-konten terbaru sehingga kedua generasi ini menciptakan tren global dalam menggabungkan unsur kreatif, komedi, pembelajaran.

Kedua generasi tersebut memiliki pola perilaku yang sangat khas dalam dunia digital, terutama dalam menciptakan dan mengansumsi konten. mereka sering mengikuti tren viral. sebagai contoh video "konten lumpur" dan "skibidi toilet" yang berupa animasi atau parodi absurt dengan humor unik dan banyak disukai masyarakat. Hal ini dapat memanfaatkan teknologi untuk bermain dalam membuat cerita visual mereka sendiri, serta mengedit konten dengan cepat seperti aplikasi capcut maupun canva. Aktivitas ini Menjadikan media sosial dan aplikasi kreatif sebagai ruang utama untuk eksplorasi, pembelajaran, dan ekspresi diri.

Dalam konteks ini, menghubungkan nilai, sikap dan interkasi antar generasi yang sangat menentukkan dalam membangun masa depan kolaborasi dengan teori konstruksi sosial. Teori ini menjelaskan bahwa realitas dibentuk melalui interaksi sosial, termasuk media sosial dan gaya hidup yang terus berkembang. Sebab itu, media sosial menjadi tempat yang dimana nilai dan norma diciptakan bersama dengan mencerminkan aspirasi kedua generasi. dengan bekerja sama, kedua generasi ini menciptakan pola hidup yang lebih inklusif, aktif dalam penggunaan teknologi di era digital sehingga memberikan peluang besar untuk membentuk budaya baru. Namun penting sekali bagi kedua generasi untuk mempertahankan nilai-nilai agar realitas yang dibangun menjadi pondasi yang kokoh untuk kemajuan sosial dan teknologi dalam jangka panjang.

Selain itu juga dapat menemukan inspirasi dalam nilai dan pengetahuan generasi sebelumnya untuk memperkaya budaya kontemporer, seperti akun instagram @chinatownpretty yang merayakan gaya dan kisah komunitas Tionghoa lansia. Dengan itu Gen Z mempopulerkan di media sosial. Baginya bukan hanya sekedar nostlagia tetapi juga cara menghormati sejarah dan menghadirkan perspektif budaya baru yang menjadikan relavan di era digital.

Untuk itu, interaksi yang kuat antara Gen Z dan Gen Alpha sangat penting untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan, terutama dalam budaya digital. Gen Z, dengan kesadaran kritis mereka tentang masalah sosial dan lingkungan yang dapat membantu Gen Alpha dalam memahami nilai-nilainya. Sebaliknya, Gen Alpha membawa inovasi teknologi dan kreativitas instan yang memungkinkan penyelesaian masalah di berbagai bidang menjadi lebih cepat. Platform digital yang mendorong partisipasi kedua generasi seperti berkolaboratif berbasis konten dimedia sosial secara interaktif sehingga dapat memungkinkan kerja sama ini terjadi. Kedua generasi dapat memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk membangun komunitas digital yang menghubungkan dan memberdayakan, menciptakan masa depan yang lebih adil dan progresif.

Maka dengan itu kedua generasi ini dapat saling melengkapi dalam membentuk budaya digital yang inklusif dan progresif. Dengan media sosial sebagai alat utama untuk berkolaborasi dan berinovasi. Gen Z membawa kesadaran kritis sedangkan Gen Alpha menghadirkan kreativitas instan. Saran bagi keduanya adalah memanfaatkan teknologi untuk menciptakan kolaborasi yang bermakna dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang kuat sebagai pondasi bagi masa depan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun