Mohon tunggu...
yaniul husnia
yaniul husnia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Situasi Ekonomi Masa Pendemi Kecamatan Kwanyar, Bangkalan

22 Januari 2021   13:12 Diperbarui: 22 Januari 2021   16:23 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendemi bukan menjadi hal yang baru untuk masayarakat dunia. Virus yang teridentifikasi di negara Wuhan, China ini masih setia menemani pemberitaan-pemberitaan dunia, Indonesia salah satunya Indonesia. Dalam meminimalisir penyebaran virus corona ini, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan-kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah dirumah dengan mengharuskan setiap daerah di Indonesia menjalankan social distancing. Social distancing adalah larangan adanya kerumunan atau sekumpulan orang dalam satu tempat.

Semenjak munculnya Covid-19 di Indonesia, segala bidang terfokus pada upaya penanganan virus berbahaya dan mematikan ini. Adanya pandemi Covid-19 ini dapat dijadikan sebagai babak baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena dampaknya yang begitu besar dan bisa mematikan seseorang dalam jumlah yang besar sehingga menggangu segala aspek kehidupan seperti kesehatan, pendidikan, politik, kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara bahkan aspek perekonomian.

Selain dampak yang mematikan, virus Covid-19 ini bisa memicu permasalahan dalam perekonomian Indonesia, termasuk di Kabupaten Bangkalan. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bangkalan sedang menghadapi krisis dalam bidang ekonomi yang disebabkan karena pandemic covid-19. Adanya pendemi covid-19 ini membuat hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus corona ini.

Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian. Kondisi tersebut sudah nampak memprihatinkan, tak hanya ekonomk global, ekonomi lokalpun ikut menurun akibat pendemi ini. Kondisi ini juga memicu penurunan perdagangan. Di Bangkalan sendiri berbagai sektor harus terkendala dalam proses operasi, seperti pabrik-pabrik yang harus menghentikan proses operasi dan usaha-usahan menjadi gulung tikar karena kondisi yang tidak memungkinkan ini. Mengingat berlakunya anjuran dari pemerintah agar tidak keluar rumah (PSBB), banyak orang yang mengakses pekerjaan, pendidikan ataupun tempat hiburan melalui teknologi informasi secara online. Hal ini lah salah satu penyebab perekonomian melemah. Beberapa masyarakat yang bekerja di sebuah perusahaan banyak para pekerja nya yang di rumahkan bahkan di PHK, Sehingga kebingungan akan bekerja apa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Berdasarkan hal tersebut dampak yang sangat krisis dalam bidang perekonomian di Indonesiabm termasuk Bangkalan yaitu pertama, peningkatan yang signifikan jumlah pengangguran dan kedua, perubahan lanskap pasar tenaga kerja pasca-krisis. Peningkatan Jumlah Pengangguran akiibat terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis menyebabkan para pekerja mengalami kerugian, termasuk dirumahkan bahkan diberhentikan (PHK). Dampak sosial ekonomi tak hanya seputar peningkatan kemiskinan akibat banyak yang kehilangan pekerjaan, kesulitan akses kesehatan, namun termasuk juga ranah budaya dimanaterjadi ketimpangan gender yang semakin timpang yang banyak dikeluhkan oleh pihak  perempuan.


Analisis mengenai situasi ekonomi ditengah pendemi covid-19 di daerah Bangkalan, Secara sederhana sosiologi ekonomi dapat kita definisikan sebagai aplikasi perspektif sosiologis pada fenomena ekonomi. Bidang kajian ini juga dikenal dengan sosiologi mengenai kehidupan ekonomi atau sosiologi mengenai ekonomi. Menurut Etzioni menyebutnya dengan sosial ekonomi dalam arti aspek sosial dari kegiatan ekonomi. Dalam versi yang lebih luas, sosiologi ekonomi menurut Beker adalah aplikasi kerangka berpikir, variabel-variabel dan model-model penjelasan sosiologi pada berbagai kegiatan yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi atas barang dan jasa. Kadang terminologi sosiologi ekonomi  juga digunakan untuk aplikasi perspektif pilihan rasional pada perilaku sosial pada umumnya.
Seiring dengan perkembangan sosiologi pada umumnya dan sosiologi ekonomi pada khususnya, perspektif khusus dari jaringan sosial, gender, dan konteks budaya, juga menjadi pusat perhatian sosiologi ekonomi. Selain itu, dimensi internasional dari kehidupan ekonomi juga menjadi pembahasan sosiologi ekonomi.

Dalam melihat situasi ekonomi di tengah pendemi melalui sosiologi ekonomi yaitu segala bentuk proses kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi menjadi terhambat dimana proses produksi yang seharusnya dilakukan secara besar-besaran menjadi lebih dikurangi, dikarenakan kekurangan tenaga kerja akibat PHK, modal yang dimiliki tidak bisa untuk memproduksi barang sesuai target dan masyarakat menjadi lebih hemat untuk mengeluarkan uangnya membeli barang-barang yang dirasa sedang tidak mereka butuhkan, sehingga permintaan dan penawaran akan suatu barang menjadi rendah.

Selain proses produksi, proses distribusipun mengalami keterhambatan akibat adanya kebijakan PSBB yang memaksa masyarakat untuk tetap dirumah saja dan intensitas proses masuk dan keluarnya barang juga mengalamj keterlambatan dalam berbagai daerah dikarenakan pengalihan akses jalan dan pengecekan kesehatan sesuai dengan protokol yang harus dijalankan. Selain prosuksi dan distribusi, proses konsumsipun mengalami keterhambatan dikarenakan masyarakat berpikir bagaimana cara mendapatkan apa yang ingin mereka konsumsi sedang mereka terkena PHK dan PSBB.

Keberadaan virus corona masih menjadi hal yang tabu, terbukti pada setiap daerah masih belum mempercayai akan keberadaan virus corona. Pada awal penyebaran virus corona ini masyarkat Bangkalan, Kwanyar salah satunya menjalankan sosial distancing sesuai anjuran yang ditetapkan pemerintah. Adanya sosial distancing ini cukup berpengaruh dalam kegiatan perekonomian masyarakat Kwanyar. Dimana pada awal pemberlakuan sosial distancing ini, tempat kegiatan perekonomian masyarakat Kwanyar (Pasar Kwanyar) menjadi sepi, penjual dan pembeli menjadi terbatas, bahan-bahan pangan mengalami kenaikan, proses interaksi jual beli menjadi terbatas, kegitan produksi, konsumsi dan distribusipun ikut terbatas. Akan tetapi, seiring perkembangannya masyarakat Kwanyar jenuh apabila terus-terusan dirumah saja.

Masyarakat Kwanyar sangat bergantug pada Pasar Kwanyar. Masyarakat Kwanyar menganggap Pasar Kwanyar sebagai tempat mereka mencari uang dan memenuhi kebutuhannya. Mayoritas masyarakat Kwanyar bermata pencaharian sebagai petani, nelayan maupun pedagang, dimana keberlangsungan mata pencahariannya akan terpusat pada Pasar Kwanyar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Dalam sektor pertanian dan perkebunan segala hasil pertanian dan perkebunan seperti beras, ubi, singkong dan lain sebagainya akan dijual di Pasar. Tak hanya itu, hasil tangkapan nelayan seperti ikan, udang dan lain sebagainyapun dijual di pasar.  Dalam gambar diatas terihat bahwa saat ini sistem perekonomian masyarakat Kwanyar berjalan sebagaimana mestinya, segala bentuk interaksi jual beli berjalan dengan lancat, terlihat sedikit penjual maupun pembeli mengabaikan protokol kesehatan Covid-19, walaupun telah dihimbau untuk menjaga jarak, memakai masker dan menjauhi kerumunan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun