Mohon tunggu...
Suryani Palamui
Suryani Palamui Mohon Tunggu... -

Believe in "Successful people always have two things on their lips. Its SILENCE and SMILE."

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Belajar dari Malaysia, Macau dan Hong Kong

20 Januari 2015   11:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_365213" align="aligncenter" width="300" caption="Saya di kawasan Avenue of Stars (Dokumentasi Pribadi)"]

142170644468910805
142170644468910805
[/caption]

Di Lantau Link Visitors Centre, kami banyak menemukan informasi terkait model, foto dan teks panel tentang Lantau Link tersebut. Selain kawasan ini memiliki ruang terbuka hijau yang tertata rapi, kawasan ini juga dapat diakses oleh seluruh orang secara bebas. Jika dibandingkan dengan Indonesia, mungkin tempat ini jarang ditemukan di Indonesia. Kalaupun ada, mungkin saja tempat tersebut tidak selengkap Lantau Link Visitors Centre yang dapat dikunjungi secara gratis. Padahal menurut saya, dengan adanya objek wisata seperti ini di Indonesia, tentu dapat memperkaya para pengunjung yang datang dengan beragam informasi yang ditawarkan. Sehingga pada akhirnya mereka merasa puas dengan kunjungannya karena mereka merasa tidak sia-sia datang ke tempat yang memiliki begitu banyak informasi terkait wilayah atau objek yang mereka kujungi. Semoga Kementerian Pariwisata dapat mempertimbangkan hal ini.

[caption id="attachment_365214" align="aligncenter" width="300" caption="Saya bersama teman di kawasan Lantau Link Visitors Centre (Dokumentasi Pribadi)"]

1421706617187710593
1421706617187710593
[/caption]

Akhir dari perjalanan kami di Hong Kong adalah dengan mengunjungi taman hiburan yang begitu besar, yakni Disneyland. Adanya Disneyland mampu mampu menciptakan kekuatan ekonomi yang tinggi untuk pendapatan negaranya. Pengembangan yang mengedepankan sarana dan prasarana yang bersifat komersial menjadikan kawasan ini diminati oleh banyak wisatawan. Selain itu, konsep dari Disneyland sendiri begitu sangat mendekatkan diri dengan alam. Hal ini terlihat dari banyaknya ruang hijau didalamnya sehingga menjadikan kawasan ini begitu asri. Untuk Indonesia sendiri, membangun objek wisata sebesar Disneyland mungkin terlampau jauh. Namun, ada hal yang dapat diterapkan dari taman bermain ini untuk objek wisata di Indonesia. Salah satunya adalah dengan tidak mengesampingkan alam sebagai unsur penting dalam pengembangan objek wisata tersebut. Begitu banyak kekayaan alam Indonesia yang sebenarnya indah untuk dijadikan objek wisata, namun pada akhirnya malah menjadi tidak begitu menarik karena faktor keadaan alam atau lingkungannya. Maka dari itu, harapan untuk Kementerian Pariwisata agar lebih memperhatikan potensi-potensi kekayaan alam tersebut besera lingkungannya supaya terpelihara dengan baik dan mampu menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.
[caption id="attachment_365215" align="aligncenter" width="300" caption="Saya dan seorang anak di Disneyland (Dokumentasi Pribadi)"]

1421706790373597242
1421706790373597242
[/caption]


Dengan mengamati objek-objek wisata yang saya kunjungi diatas, ada beberapa harapan cukup besar dari saya kepada Kementerian Pariwisata terkait objek wisata di Indonesia, antara lain:


  1. Menjaga Kebersihan dan Mengadakan Penghijauan
    Kurangnya kebersihan lingkungan daerah pariwisata sebenarnya menjadi salah satu faktor enggannya wisatawan untuk berkunjung. Ketidakbersihan lingkungan ini terbukti dengan banyaknya sampah yang bertengger di sekitar tempat wisata. Padahal, sebenarnya hal-hal ini bisa diatasi dengan menyediakan tempat sampah di lokasi-lokasi yang strategis. Jika sudah penuh, sampah pun dapat diolah menjadi barang baru dengan sistem daur ulang sehingga lingkungan menjadi nyaman. Selain itu, upaya reboisasi atau penghijauan juga sebaiknya diwujudkan di tempat-tempat wisata maupun di tempat umum. Hal ini dilakukan agar mampu mencegah polusi dan dapat menciptakan kenyamanan bagi wisatawan yang datang khususnya bagi pejalan kaki.
  2. Melestarikan Budaya dan Tempat Bersejarah
    Sebagian besar orang beranggapan bahwa budaya tradisional dan tempat yang memiliki sejarah itu sudah kuno. Namun sebenarnya budaya dan tempat sejarah inilah yang harus dijaga karena merupakan ciri khas yang harus dilestarikan. Dengan budaya dan tempat sejarah yang ada di Indonesia, para wisatawan akan tertarik untuk berkunjung ke Indonesia karena memiliki nilai yang istimewa. Mungkin tempat wisata di Indonesia yang memenuhi kriteria ini adalah pantai Kuta di Bali. Bisa dilihat, banyak wisatawan mancanegara yang berduyun-duyun datang ke tempat ini. Padahal, pantai di tempat mereka sendiri sudah begitu banyak. Mengapa hal ini terjadi? Setelah diselidiki, ternyata yang menjadi tujuan mereka adalah ingin melihat kebudayaan Bali yang terkenal begitu eksotik dan unik, serta berbeda dari kebudayaan mereka.
  3. Meningkatkan Fasilitas Tempat Pariwisata
    Fasilitas pariwisata ini mencakup fasilitas transportasi, pelayanan, maupun informasi. Fasilitas transportasi dapat diwujudkan misalnya dengan mengadakan bus pariwisata ke objek wisata tersebut. Untuk pelayanan, yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusianya dan dengan meningkatkan infrastruktur yang menunjang pengembangan tempat wisata tersebut. Adapun informasi, yaitu dengan menyediakan media informasi mulai dari papan informasi hingga peta wisata kepada wisatawan. Tiga hal ini begitu penting untuk diperhitungkan karena dengan adanya fasilitas-fasilitas ini seperti ini akan membuat para wisatawan semakin menikmati tempat yang mereka kunjungi. Contohnya saja Malaysia, Macau dan Hong Kong yang begitu banyak mendapat kunjungan dari wisatawan karena begitu memperhatikan fasilitas-fasilitas tersebut.
  4. Melakukan Promosi
    Poin terakhir ini menjadi penutup harapan saya kepada Kementerian Pariwisata. Promosi objek wisata Indonesia dapat dilakukan dengan mengikuti pameran Internasional maupun dengan mempublikasikannya melalui website, media sosial di internet, bahkan melalui film. Walaupun berpromosi merupakan langkah yang cukup mudah untuk dilakukan, namun akan menjadi kurang berguna hasilnya jika tidak diimbangi dengan melakukan langkah-langkah yang menurut saya penting seperti diatas sebelumnya. Sebab, promosi yang memiliki kekuatan besar untuk menarik pengunjung yaitu promosi dari mulut ke mulut. Bagaimana mungkin promosi dilakukan jika objek wisatanya sendiri tidak begitu dinikmati oleh pengunjung? Jika para wisatawan merasa puas dengan objek wisata yang dikunjunginya, sudah pasti mereka akan menginfokannya kepada teman atau keluarganya, terlebih jika teman dan keluarganya tersebut memiliki kegemaran traveling. Dan ketika itu telah terjadi, maka siaplah pendapatan Indonesia akan semakin meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun