Akhir-akhir ini Amerika kerap kali mendapat permasalahan pada sektor ekonomi. Selain bayang-bayang resesi yang mengahantui, perbankan Amerika Serikat juga menambah pr besar pemerintah. Pasalnya dengan kasus yang terjadi pada Silicon Valey Bank dan juga Signature Bank. Tetapi dalam kasus ini Sillicon Valey bank memberikan dampak yang sangat besar bagi pemerintah AS. Sekaligus membuat pemerintahlah yang harus mengatasi kehancuran finansial.
Sillicon Valey merupakan salah satu bank yang juga memiliki pengaruh signifikan. Terutama bagi Amerika Serikat. Meski kegagalan yang disebabkan tidak sebesar kebangkrutan Washington Mutual bank pada tahun 2008 dan tidak memberikan efek separah Lehman Brothers Moment. Tetapi Sillicon Valey Bank berhasil membuat pusing Amerika Serikat. Meskipun jika dilihat dari posisinya, Silicon Valey Bank hanya tergolong dalam deretan 20 bank komersial Amerika Serikat kelas kakap. Namun mampu menumbuhkan Trust issue investor terhadap perbankan Amerika.
Sillicon Valey Bank sendiri berdiri sejak tahun 1980-an. Dengan kantor pertamanya yang terletak di North First Street, San Jose, California. Bank tersebut di dirikan oleh Bob Medearis dan Bill Biggerstaff. Saat awal berdiri bank tersebut di kendalikan oleh Roger Smith. Sejak awal di bentuk bank ini memiliki fokus yang dominan terhadap bidang teknologi.
Bank ini sudah mengepakkan sayap di beberapa negara sekutu Amerika Serikat. Seperti Inggris, dan Israel. Saat awal di dirikan bank ini membuka 15 kantor. Kemudian tercatatat oleh federal deposit insurance corporation saat ini Sillicon Valey Bank memiliki 29 kantor internasional yang berada di Kanada, China, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark dan juga Swedia.
Selain itu dalam perkembangannya, Bank ini menunjukkan grafik yang memuaskan hingga tahun 2022. Pasalnya saat awal di bentuk bank ini hanya memiliki asset perusahaan sebesar USD 18 juta. Kemudian pada tahun 2022, Sillicon Valey Bank melaporkan bahwa bank tersebut memiliki aset yang nilainya cukup fantastis. Terutama jika dibandingkan dengan saat pertama didirikan. Tercatat memiliki aset sebesar USD 212 milliar. Tidak hanya itu bank tersebut juga memiliki deposito sebesar USD 175, 4 milliar, serta uang yang dimiliki para nasabah sebesar USD 342 milliar.
Tetapi realita yang terjadi pada tahun 2023 menguncang kondisi bank tersebut. Pasalnya pada hari Jumat, tanggal 10 Maret lalu bank tersebut dinyatakan resmi gulung tikar. Awalnya Sillicon Valey Bank tidak memperlihatkan kepada dunia internasional mengenai kondisi carut marut finansial yang di hadapi. Namun tiba-tiba saja bank tersebut di tutup karena mengalami kebangkrutan. Sontak hal tersebut menggegerkan dunia internasional, khususnya para investor kecil yang baru saja bergabung serta menaruh saham. Para investor itu juga banyak yang belum mendapatkan keuntungan.
Kebangkrutan yang dialami Sillicon Valey Bank tidak bisa di lepaskan dari entitas keuangan di Amerika Serikat. Entitas tersebut ialah Federal Reserve atau secara informal biasa di kenal dengan sebutan The Fed. Dimana entitas tersebut merupakan entitas independent dalam pemerintahan. The Fed berdiri sebagai bank sentral Amerika Serikat, dengan tugas yang di emban yaitu melakukan pengawasan dan regulasi terhadap sistem perbankan guna menjamin keamanan perbankan nasional.
Lalu apa sangkut paut The fed dengan bangkrutnya Sillicon Valey Bank ?
Dalam kebangkrutan ini, the fed juga memiliki andil. Pasalnya Sillicon Valey Bank mengalami kerugian yang sangat besar setelah the fed menaikkan suku bunga. Kenaikan suku Bungan dilakukan selama setahun belakangan untuk memerangi inflasi.
The fed melakukan tindakan yang sangat agresif. Kenaikan suku bunga yang dilakukan the fed membuat aset Sillicon Valey Bank menurun. Aset tersebut berupa surat berharga dalam jangka panjang, sehingga Sillicon Valey Bank harus mengalami kerugian. Kondisi tersebut di perparah ketika informasi kerugian telah tersebar luas. Alhasil jika di tinjau dari instrument penyajian keuangan, Sillicon mengalami penurunan dan terjadilah bank run. Dimana bank run tersebut memiliki efek yang sangat dahsyat dan mampu meluluh lantahkan bank yang sudah dirintis sejak lama.
Faktor utama kebangkrutan Sillicon Valey Bank karena kenaikan suku bunga tersebut juga dapat melahirkan permasalahan pada faktor lain. Dimana kebangkrutan yang dialami oleh Sillicon Valey Bank juga tidak dapat di lepaskan dari faktor internalnya. Ada faktor pendukung lainnya yang juga mempengaruhi kebangkrutan Sillicon Valey Bank.
Faktor tersebut di sebabkan karena penurunan kinerja start up teknologi. Dimana bank ini memang memiliki fokus untuk memberikan jasa terhadap bidang teknologi. Tetapi dengan adanya Inflasi membuat banyak start up yang menjadi mitra bank tersebut belum menyetorkan sejumlah uang ke Sillicon Valey Bank. Penurunan kinerja start up tersebut membuat ekonomi perbankan Sillicon Valey mengalami tekanan, sehingga banyak investor bank tersebut mengganti haluan investasi mereka.
Investor putar otak mengganti haluan.
Kebangkrutan Sillicon Valey Bank membuat dunia Internasional heboh. Terutama para investor yang memiliki kekhawatiran tinggi bahwa duitnya akan di bekukan sebelum dapat diakses. Oleh karena itu banyak investor yang melakukan bank run dan berpindah haluan untuk berinvestasi emas.
Perpindahan tersebut dapat di lihat dengan jelas, sebelum carut marut finansial menerpa Sillicon Valey Bank dan juga beberapa bank lainnya di Amerika Serikat. Dimana sebelumnya para investor tidak terlalu melirik emas sebagai salah satu bentuk investasi yang paling aman. Emas tidak fleksibel dan mudah dicuri atau hilang, sehingga para investor hanya akan melirik emas ketika investasi nya terancam dirampok. Perampokan itu di kenal dengan nama “inflasi dan ketidak pastian perekonomian”.
Harga emas sebelum adanya kebangkrutan Sillicon Valey Bank menunjukkan grafik yang tidak menentu. Tetapi akhir-akhir ini harga emas menunjukkan grafik yang sangat mengembirakan pihak produsen emas. Tercatat harga emas mengalami pelonjakan pada hari kamis (16/3/2023). Harga emas melonjak tinggi jika dibandingkan dengan keadaan sebelum tumbangnya beberapa perbankan di Amerika Serikat. Dimana harga emas sebelumnya hanya berada pada kisaran Rp. 536.000/0,5gram. Kemudian setelah tumbangnya Sillicon Valey Bank harga emas melonjak tinggi hingga Rp.582.000/ 0,5gram dan berada pada level tertinggi mencapai Rp.1.004.600.000/100 gram.
Dengan data yang disajikan diatas sangat terlihat bahwa kebangkrutan Sillicon Valey bank, memgembalikan kejayaan emas. Pasalnya harga emas menunjukkan kenaikan yang sangat pesat. Kemudian saat ini emas kembali menjadi bentuk investasi yang dapat dikategorikan sebagai aset save haven ditengah-tengah gemparan the fed. Tidak hanya itu saat ini emas juga digunakan sebagai sarana hedging oleh para investor. Carut marut finansial perbankan AS membawa angin segar pada komoditi emas. Kondisi tersebut membuat emas kembali naik ke atas permukaan.
Terlebih di tengah ketidak pastian ekonomi, emas menjadi aset yang dapat menyelamatkan investor. Kerugian yang di rasakan oleh investor-investor teknologi di beberapa negara yang diam-diam berinvestasi di Sillicon Valey Bank juga sudah melirik emas sebagai aset yang dapat di pertimbangkan. Bagaimana tidak, ditengah kekisruhan tersebut para investor pasti akan mencari aset yang aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H