Indonesia merupakan negara terkaya. Hal tersebut dibuktikan dengan melimpahnya tambang. Kekayaan tersebut khususnya disumbang oleh sektor pertambangan nikel. Tercatat Indonesia memiliki sekitar 72 juta ton Ni dari 139.419.000 ton Ni cadangan dunia. Artinya Indonesia memiliki 52% cadangan nikel yang dibutuhkan oleh negara-negara di dunia.
Hal tersebut membuat Indonesia menjadi produsen terbesar di dunia. Lantaran menurut ketahanan cadangan nikel berdasarkan teknologi pemurnian Indonesia memiliki 2,6 milliar ton untuk produk Nickel Matte,NPI dan FeNi dengan produksi bijih sebanyak 95,5 juta ton/ tahun. Selain itu teknologi pemurnian juga mendeteksi Indonesia memiliki nikel dengan cadangan umur 27 tahun. Artinya Indonesia memiliki cadangan tersebut hingga tahun 2047.Â
Kemudian untuk produk lain seperti MHP, NiOH terdeteksi Indonesia memiliki 1,7 milliar ton. Produk tersebut memiliki umur cadangan hingga 73 tahun. Produksi biji dari tahun 2023 hingga 73 tahun mendatang tercatat sebanyak 24 juta ton/tahun. Cadangan tersebut tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Seperti di Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Indonesia juga menjadi pengekspor biji nikel. Tetapi selama ini Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa mengolahnya sendiri. Oleh karena itu dengan jumlah kekayan nikel yang terkandung di Indonesia Presiden Jokowi mengambil langkah Besar. Pasalnya Presiden Jokowi berani dengan tegas untuk melakukan hilirisasi ekspor nikel pada tahun 2020. Guna menepis kekhawatiran akan keterbatasan suplay nikel, meningkatkan taraf ekonomi agar lebih baik lagi, serta menyerap pekerja yang lebih banyak.
Sontak hal tersebut dapat menggegerkan negara-negara yang menikmati produksi bijih nikel Indonesia. Terutama UE yang menjadi entitas pengimpor bijih nikel Indonesia untuk produksi stainless steel.
Kebijakan hilirisasi menjadi kebijakan serius Presiden Jokowi. Kondisi tersebut membuat UE menggugat Indonesia ke World Trade Organization (WTO) pada tahun 2020. Tuntutan UE terhadap Indonesia meliputi pelanggaran perdagangan tambang.
Jauh di balik itu, UE memiliki ketakutan akan kalah dalam persaingan industry baja. Lantaran produksi nikel yang melimpah di Indonesia, dan Indonesia sudah mulai mengepakkan sayap di bidang produksi stainless steel. Hal tersebut tentu membuat negara-negara Eropa ketakutan, sehingga perusahan di Eropa mengalami konjungtur. Dalam konteks ini kemunduran perusahan-perusahaan baja.
Produksi stainless steel Indonesia sangat dipertimbangankan di Eropa karena komposisi bahan dan harga cost produksi yang rendah. Meskipun pajak ekspor yang diberlakukan untuk stainless steel Indonesia bisa terbilang tinggi. Namun harga jual di Eropa tetap murah.
Lalu kekalahan persaingan dagang tersebut di kemas UE untuk membuat panel gugatan di WTO. UE juga merasa Indonesia mulai menciptakan hubungan yang kurang baik dalam hubungan luar negeri. Hilirisasi juga dirasa sebagai strategi dalam konteks perang dagang yang digunakan Indonesia terhadap UE. Dengan cara mempersulit kompetisi negara-negara UE. Serta menghambat kompetisi negara-negara UE dalam produksi baja (stainless steel).
Kemudian pada tahun 2022 lalu, Indonesia dinyatakan kalah dalam gugatan UE di WTO. Kekalahan tersebut didasari karena sarana hilirisasi milik Indonesia dianggap kurang matang. Lalu sanksi WTO yang diberikan kepada Indonesia yaitu larangan smelter digunakan di dalam negeri sendiri,
Artinya rencana Indonesia sebagai negara maju akan semakin jauh. Penyerapan tenaga kerja untuk smelter-smelter di Indonesia juga akan menemui jalan buntu dan kegagalan.Â
Lalu Bagaimana Nasib Indonesia?
Sementara waktu mungkin perekonomian Indonesia di bidang pertambangan tidak akan berkembang stabil. Tentu hal tersebut karena tidak ada pemasukan devisa negara melalui adanya ekspor biji nikel ke luar negeri. Serta adanya upaya pembangunan beberapa smelter di Indosesia yang juga membutuhkan dana. Tetapi ketidak stabilan tersebut tidak akan berjalan lama.
Lantaran keputusan Presiden Jokowi sudah sangat bulat untuk tetap maju, meskipun mengalami kekalahan dan dipertemukan dengan sanksi WTO. Indonesia tidak akan mundur dengan kekalahan itu. Indonesia akan melakukan banding, agar bisa mengolah sumber daya yang dimiliki. Tentu dengan tujuan untuk menjadikan perekonomian Indonesia lebih baik lagi.
Konsistensi sangat diperlukan untuk masa depan. Pasalnya penyetopan ekspor nikel ke luar dan hilirisasi dapat menjadi batu loncatan Indonesia. Dimana ketika nikel mengalami hilirisasi, maka proses penggandaan ekonomi dapat dirasakan oleh Indonesia.
Terutama dirasakan oleh masyarakat untuk penyerapan tenaga kerja. Dengan dibangunya banyak smelter juga menjadi bentuk pemanfaatan bonus demografi Indonesia. Agar Indonesia dapat keluar dari midlle income trap dan menjadi negara high income. Â
Kondisi tersebut dapat didukung dengan kebutuhan pasokan nikel. Saat ini hanya Indonesia yang dapat menyangga kebutuhan nikel di dunia. Terlepas dari pasokan nikel luar negeri yang mengalami penurunan sebanyak 26%. Oleh karena itu dunia melihat Indonesia saat ini sebagai primadona yang sulit di gapai, karena kebijakan hilirisasi hasil tambang yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.
Gerbang menuju Indonesia maju akan lebih terasa untuk masyarakat Indonesia daripada efek sanksi yang diberikan WTO. Hilirisasi sebagai fondasi ekonomi Indonesia semakin diperkuat. Terlebih Indonesia dengan negara terkaya nikel dapat menarik perhatian investor-investor asing untuk bekerja sama.
Bagaimana tidak. Dengan globalisasi dan percepatan teknologi dunia, Indonesia dapat menjadi produsen batrai listrik terbesar di dunia dan memenuhi permintaan pasar. Permintaan kendaraan listrik di masa mendatang akan meningkat. Oleh karena itu nikel yang sangat melimpah di Indonesia merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan digitalisasi batrai listrik. Â Dimana batrai listrik akan sangat dibutuhkan untuk kendaraan masa depan.
Nikel menjadi bahan pokok untuk membuat batrai listrik yang di perlukan oleh dunia. Dengan digitalisasi nikel menjadi batrai listrik, tentu dapat menjawab tuntutan pasar dunia. Serta menimbulkan dorongan kepada pertambahan pendapatan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi.
Sedangkan di sisi lain adanya kerja sama oleh investor juga memberikan keuntungan dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Pasalnya pembangunan smelter di beberapa tempat di Indonesia masih perlu untuk berbenah. Begitu pula dengan teknologi dan tenaga terdidik yang juga masih harus di evaluasi. Adanya kerja sama Indonesia menjadi solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut. Dengan menarik investasi foreign direct investment. Indonesia akan mendapatkan keuntungan operasi serta efisiensi modal dari pihak investor asing.
Dalam konteks ini digitalisasi batrai listrik dapat menjadi asset berharga negara. Sebagi produk turunan dari nikel, Indonesia dapat melakukan spesialisasi di bidang tersebut. Alasan yang cukup kuat tentu karena Indonesia negara terkaya akan bahan baku nikel.
Selain itu dengan adanya spesialisasi akan memberikan kesempatan Indonesia untuk berkembang lebih cepat dan mendapatkan keuntungan mutlak. Tidak hanya itu spesialisasi terhadap batrai listrik juga membantu meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia.
Artinya digitalisasi batrai listrik memiliki peran yang sangat penting untuk merubah Indonesia di masa yang akan datang. Serta membantu perekonomian, dan menyelematkan Indonesia dari sanksi WTO.
Referensi:
Sukirno, Sadorno. (2015). Makroekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers
Mastuti, Sri (2023). Kebijakan Pelarangan Ekspor Bijih Nikel Indonesia Dari Sudut Teori Keadilan John Rawls. Jurnal Communication Vol.4, No.2
Agung, Muhammad, dkk. (2022). Peningkatan Investasi dan Hilirisasu Nikel Di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol.6, No. 2.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. (2023). Optimis Ekonomi Tetap Tumbuh Posssitif di Tahun 2023, Pemerintah Dorong Pemanfaatan Bonus Demografi dan Pengendalian Inflasi. Terakhir diakses tanggal 3 Maret pukul 10.15 dari Optimis Ekonomi Tetap Tumbuh Positif di Tahun 2023, Pemerintah Dorong Pemanfaatan Bonus Demografi dan Pengendalian Inflasi - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2020). Booklet Tambang Nikel. Terakhir diakses tanggal 2 Maret pukul 15.00 dari https://www.esdm.go.id/id/booklet/booklet-tambang-nikel-2020
Perekonomian RI. (2023). Outlook Perekonomian Indonesia 2023 Menjaga Resiliesi Ekonomi Melalui Transformasi Struktural. Terakhir diakses tanggal 1 Maret pukul 20.15 dari https://www.youtube.com/watch?v=JVE3xrHn5To
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H