Oleh Yani Dayanti
KOMPILASI (Komunitas Penggiat Literasi) Pemudi Persatuan Islam (Persis) menggelar acara Kantin Kompilasi  dengan tema "Muslimah Bergerak Dan Bermanfaat Menuju Keluarga Literat", pada Jumat, 16 September 2022. Acara yang dilaksanakan melalui Zoom Class ini merupakan langkah awal bagi Komunitas Kompilasi untuk mewujudkan cita-cita besarnya menjadikan member kompilasi menjadi salah satu penggerak khususnya di keluarganya masing-masing untuk mewujudkan keluarga yang literat.Â
 Setelah mengikuti acara tersebut, semakin sadarlah kita bahwa keluarga merupakan sentral terpenting dalam peradaban masa depan. Kita harus bisa mempersiapkan diri, keluarga dan lingkungan agar bisa mewujudkan cita-cita besar kita melahirkan generasi literat.
 Keluarga sebagai bagian dari tripusat pendidikan, harus mampu menjadi sarana pencetak generasi literat. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya tidak gampang dan instan. Banyak langkah-langkah yang harus dilalui agar bisa mewujudkannya. Namun, langkah awal yang wajib diperhatikan adalah diri kita. Muslimah sebagai perempuan yang menjadi penggerak awal peradaban di keluarga.Â
 Muslimah dimuliakan dengan fitrah yang senantiasa menghambakan dirinya kepada Allah Swt. sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, sebagai pendamping setia suaminya, sebagai bagian dari masyarakatnya yang senantiasa berkontribusi positif, kreatif dan inovatif dalam koridor aturan islam. Dan inilah peran kita sebagai Muslimah yang sesungguhnya di zaman now, di era kapitalis global, era dimana kita dituntut untuk berubah. Hadirnya industri 4.0 yang mensyaratkan upaya peningkatan kualitas (Kompetensi) diri yang terus berkelanjutan.Â
 Di berbagai aspek kehidupan, wanita mempunyai peran yang sangat penting, mulai dari kehidupan di lingkungan keluarga sampai lingkungan bernegara. Wanita merupakan salah satu penentu kemajuan, kualitas dan moralitas suatu bangsa. Rasulullah saw. bersabda: "Wanita adalah tiangnya negara. jika wanitanya baik, maka negara akan baik dan jika wanita buruk negara akan buruk".
Dari hadits tersebut dapat dipahami betapa wanita mempunyai peranan yang tinggi dalam suatu negara. Seakan wanita menjadi penentu negara itu baik atau tidak. Kita sebagai Muslimah sejati di keluarga harus mampu memberikan teladan yang baik, contoh bagaimana berliterasi yang benar dan bagaimana cara membiasakan diri dalam berliterasi.Â
Mulailah dengan banyak melakukan kegiatan berliterasi di rumah agar anak mulai tertarik dengan apa yang kita lakukan, kemudian seiring berjalannya waktu mereka akan mulai penasaran dan bertanya. Nah di saat inilah kita bisa mulai melakukan langkah selanjutnya, yaitu kita bisa mulai menumbuhkan minat baca anak-anak.
Merangsang minat baca anak sejak dini jauh lebih penting daripada menekankan anak harus bisa membaca. Ketika minat anak telah tumbuh, ia akan merasa butuh dan berupaya untuk memenuhi hasrat ingin tahunya dengan membaca. Menumbuhkan minat baca memang tidak hanya bisa dilakukan dengan mendongeng. Banyak cara lain yang dapat ditempuh oleh kita sebagai orang tua. Mengajak anak untuk berlibur atau jalan-jalan ke toko buku, berkunjung ke perpustakaan, menghadiahi prestasi anak dengan buku bacaaan, bermain dengan media bahan bacaan, mengunjungi festival buku, budaya, dan museum, merupakan alternatif lain yang dapat diterapkan.Â
Ketika gairah membaca anak sudah tumbuh, tugas orang tua ialah menyediakan bahan dan media bacaan yang memadai di dalam rumah. Namun tentu sebagaimana saya katakan di atas, kita sebagai orang tua juga harus menjadi model (pembaca) yang baik bagi anak (menjadi teladan yang baik). Banyak orang tua yang hanya menuntut anak rajin membaca, tapi mereka sendiri enggan melakukan apa yang diperintahnya. Anak ialah peniru ulung, lebih-lebih pada masa perkembangan operasional konkret (prasekolah). Tidaklah sulit untuk anak meniru apa yang dilakukan orang tuanya.