Secara garis besar alur cerita dari pentas seni Sendratari Ramayana Ballet ini mengisahkan tentang Rama dan Shintan. Pada pementasan pertama pada tahun 1961, Tunjung Sulaksono menjadi pemeran Rama dan Sumaryaning menjadi pemeran Shinta.Â
Untuk pentas seni ini kisah Rama dan Shinta diambil dari Serat Rama, yaitu cerita Ramayana versi sastra Jawa Baru yang paling populer di kalangan masyarakat. Hal itu yang membedakan antara cerita dalam pentas seni Ramayana Ballet dengan pahatan di Candi Prambanan yang diambil dari hikayat Sri Rama. Hanya saja secara esensial kedua sama-sama menceritakan tentang Rama dan Shinta.
Diceritakan dalam pentas seni tersebut Rama yang merupakan putra mahkota kerajaan Ayodya sedang melakukan pengembaraan bersama istrinya, Shinta. Dalam pengembaraan yang melewati hutan Dandakan, rupanya Rahwana, sang raksasa penghuni hutan diam-diam melihat Shinta dan langsung jatuh cinta.
Rahwana yang dimabuk cinta langsung mengutus Kalamarica untuk berubah menjadi kijang mas untuk mencuri perhatian Shinta. Pada saat Shinta melihat kijang itu ia pun meminta kepada Rama untuk mengejarnya. Perangkap Rahwana berjalan mulus. Tanpa berpikir panjang Rama langsung bergegas untuk menangkap kijang mas itu. Pada saat bersamaan Rahwana pun keluar dari persembunyiannya untuk menculik Shinta.
Rahwana pun kemudian membawa Shinta menuju kerajaannya, yaitu kerajaan Alengka. Hanya saja dipertengahan jalan ia dihadang oleh burung sakti bernama Jatayu, yang tidak lain adalah sahabat dari Prabu Janaka, ayahanda Shinta.Â
Dengan sekuat tenaga Jatayu berusaha untuk menyelamatkan Shinta. Sayangnya, kesaktian burung sakti itu masih di bawah Rahwana, hingga ia pun berhasil dikalahkan dan Shinta pun kemudian dibawa ke Alengka.
Mengetahui istrinya diculik oleh Rahwana, Rama pun bergegas menuju Alengka. Di pertengahan jalan ia bertemu dengan kera bernama Hanoman. Pada saat itu Hanoman bersedia membantu Rama untuk mencari Shinta dan menyelamatkannya. Tanpa berpikir panjang Hanoman langsung bergegas menuju Alengka. Sayangnya, sesampai di Alengka ia langsung disambut oleh Indrajid, putra Rahwana.
Pertarungan Indrajid dan Hanoman pun terjadi. Hanoman tertangkap dan dibakar hidup-hidup. Mengetahui hal itu Rama langsung bergegas menyusul dengan membawa pasukan kera. Perang besar pun terjadi di Alengka. Dalam perang itu Rama berhasil memanah Rahwana, dan pada saat bersamaan Hanoman yang rupanya masih hidup, langsung menghimpit jasad Rahwana ke Gunung Sumawan agar jasadnya tidak mudah ditemukan.
Perang besar pun usai, Rama dan Shinta berterimakasih ke Hanoman yang telah menjadi pahlawan bagi mereka. Rama dan Shinta pun kemudian hidup bersama dan bahagia.Â
Kisah ini merupakan kebanggaan masyarakat Jawa, selain menjadi sumber inspirasi, terbukti Sendratari Ramayana Ballet benar-benar sukses dalam mendongkrat perkembangan pariwisata utamanya di Prambanan. Jika  berkunjung ke tempat ini tidak ada salahnya untuk mampir sejenak di cafe kami yang juga merupakan pusat tempat kursus bahasa Inggris terbaik di Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H