Mohon tunggu...
Seno Saputra
Seno Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - belajar menulis dengan imajinasi malam hari dan kegabutan

saputraseno00@gmail.com Mahasiswa kampus swasta Bandung, Jawa Barat, IND

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Perempuan yang Sedang Patah Hati

21 November 2020   02:04 Diperbarui: 21 November 2020   03:07 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah aksi perasaan yang telah terungkapkan aku menununggu penjelasan

Penantian yang kuharapkan begitu indah dengan  sebuah jawaban yang dikatakan

Setiap hari harapanku masih tentang kejelasan

Harapan dengan jawaban yang menghilangkan keresahan

Aku kira dulu cinta itu semanis madu

Sangat salah, itu tidak terjadi saat ini padaku

Lalu kenapa ia mengabaikan perasaan yang telah lama bermuara

Kalau saja aku tau ia tidak memiliki rasa yang sama.

Mungkin aku berhenti saja mendambanya saat mencintainya hanya mejadi duka

Hari telah berganti tidak ada kejelasan dari ungkapan perasaan itu

Lalu kami bertemu berpapasan di sertai senyum sambil berjalan

Tanpa disadari mulutku menyapa, perkataan basa basi untuk sebuah perbincangan

Jawabnya hanya singkat dengan sikap begitu dingin

Hebat pikirku, seakan ia hanya biasa saja tanpa jawaban mengenai perasaan

Sejak saat itu raga ingin pergi tetapi jiwa masih peduli

Aku seperti lebah yang menghisap kuntu bunga

Bedanya usahaku tidak berbuah madu hanya candu dan pilu.

Aku menyadari mungkin ini sebuah penolakan dari ungkapan perasaan

Sebab menurutku cinta yang berhasil adaalah cinta disertai balasan kebahagian

Andai saja waktu bisa bergerak mundur

Aku akan mencoba belajar tentang rasa sabar

Menyimpan sebuah perasaan hingga melebur terkubur 

Tanpa ada harapan lebih hingga keresahan yang menemani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun