Sebuah aksi perasaan yang telah terungkapkan aku menununggu penjelasan
Penantian yang kuharapkan begitu indah dengan  sebuah jawaban yang dikatakan
Setiap hari harapanku masih tentang kejelasan
Harapan dengan jawaban yang menghilangkan keresahan
Aku kira dulu cinta itu semanis madu
Sangat salah, itu tidak terjadi saat ini padaku
Lalu kenapa ia mengabaikan perasaan yang telah lama bermuara
Kalau saja aku tau ia tidak memiliki rasa yang sama.
Mungkin aku berhenti saja mendambanya saat mencintainya hanya mejadi duka
Hari telah berganti tidak ada kejelasan dari ungkapan perasaan itu
Lalu kami bertemu berpapasan di sertai senyum sambil berjalan
Tanpa disadari mulutku menyapa, perkataan basa basi untuk sebuah perbincangan
Jawabnya hanya singkat dengan sikap begitu dingin
Hebat pikirku, seakan ia hanya biasa saja tanpa jawaban mengenai perasaan
Sejak saat itu raga ingin pergi tetapi jiwa masih peduli
Aku seperti lebah yang menghisap kuntu bunga
Bedanya usahaku tidak berbuah madu hanya candu dan pilu.
Aku menyadari mungkin ini sebuah penolakan dari ungkapan perasaan
Sebab menurutku cinta yang berhasil adaalah cinta disertai balasan kebahagian
Andai saja waktu bisa bergerak mundur
Aku akan mencoba belajar tentang rasa sabar
Menyimpan sebuah perasaan hingga melebur terkuburÂ
Tanpa ada harapan lebih hingga keresahan yang menemani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H