Baik-tidaknya merokok, jangan diperdebatkan! Tidak akan ada kata sepakat. Masing-masing pihak, baik yang pro maupun yang anti merokok akan merasa paling benar. Yang setuju merokok akan berdalih mengangkat nilai sosial ekonomis karena proses produksi rokok sejak tembakau ditanam sampai ke penjual rokok eceran, bisa menghidupi jutaan orang. Sementara yang menolak beralasan bahwa kegiatan merokok mengganggu kesehatan diri perokok dan lingkungannya. Kelompok anti merokok juga menuding rokok menjadi penyebab kemiskinan, keluarga miskin yang perokok akan semakin miskin. Hebatnya, masing-masing pihak juga memiliki jurus-jurus jitu untuk melemahkan alasan pihak lain.
Bahwa rokok mengandung banyak zat racun sebenarnya sudah dipahami setiap orang termasuk perokok. Tentang tulisan dan gambar-gambar bahaya merokok dalam setiap bungkus rokok (walaupun disinyalir jarang atau tidak pernah dibaca perokok setiap kali akan menyulut batang rokok), juga sudah dimengerti maksudnya. Sementara itu, fatwa haram rokok, hanya ramai dibicarakan saat awal diumumkan atau diberlakukan. Larangan merokok di tempat umum sering dilanggar sembunyi-sembunyi. Selanjutnya, merokok adalah merokok, artinya kegiatan merokok must go on, jalan terus.
Rokok adalah barang istimewa. Loh koq bisa? Jika ada pengumuman produk makanan beracun bahkan tanpa fatwa atau Perda apa pun, orang akan berhenti mengonsumsinya, mungkin karena takut keracunan yang bisa berakibat kematian. Namun, hal itu tidak terjadi pada perokok. Rokok memang benar-benar istimewa!
Bulan puasa merupakan bulan istimewa, khususnya untuk umat Islam. Selama sebulan penuh, tidak makan-minum termasuk tidak merokok sejak sahur hingga berbuka sore hari. Bulan Ramadhan momentum yang sangat tepat menumbuhkan niat berhenti merokok.
Tips Stop Rokok di bulan Ramadhan:
Pertama, yakinkan diri Anda bahwa stop merokok adalah kegiatan positif yang sangat menguntungkan diri sendiri, keluarga serta lingkungan sekitar Anda. Yakinkan juga bahwa keinginan Anda berhenti merokok pasti berhasil!
Kedua, niatkan stop merokok sejak malam menjelang tidur, jangan merokok saat makan sahur, kuatkan kembali niat stop merokok selama berpuasa seharian, dan ulangi lagi niat tidak akan merokok menjelang berbuka puasa. Niat melakukan hal-hal positif termasuk niat stop merokok selama bulan Ramadhan diyakini akan menumbuhkan power lebih dibanding jika dilakukan pada waktu yang lain.
Ketiga, sampaikan niat Anda secara verbal kepada orang-orang terdekat, sampaikan komitmen Anda ingin berhenti merokok. Mintalah dukungan dan dorongan bahkan kalau perlu sedikit "ancaman" dari mereka jika Anda mulai coba-coba merokok lagi. Jika Anda mulai goyah ingin kembali ke kebiasaan lama Anda, sampaikan kepada mereka dan ulangi keinginan Anda berhenti merokok dan ulangi permintaan dukungan dari mereka.
Keempat, buatlah kelompok stop merokok di antara para perokok di sekitar Anda, ajaklah mereka berkomitmen berhenti merokok selamanya. Komunikasikan pengalaman dan keberhasilan masing-masing anggota selama berproses stop merokok sesering mungkin minimal tatkala berhasil berbuka puasa tanpa merokok. Posisikan diri Anda sebagai pendorong dan penasehat setiap anggota kelompok.
Kelima, alihkan keinginan merokok Anda dengan kegiatan positif seperti olahraga, menulis, membaca, atau kegiatan positif lain.
Nikmati banyak keuntungan dengan berhenti merokok!
Maguwoharjo, 6 Juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H