Mohon tunggu...
Budhi Hendro Prijono
Budhi Hendro Prijono Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Jogja, Sepuluh Tahun yang Lalu" (Bagian I)

28 Mei 2016   00:17 Diperbarui: 28 Mei 2016   23:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah Pasien Di Lantai (Dokumen Pribadi)

Tayangan televisi seharian menyaksikan betapa luluh-lantaknya Jogja dan sekitarnya. Sejumlah bangunan roboh tak beraturan menimpa manusia yang berakibat bukan saja luka namun juga hilangnya nyawa.

Rumah sakit tak mampu lagi melayani pasien yang membludag sampai di halaman parkir bahkan di tepi jalan seputar rumah sakit.
Permintaan bantuan tenaga medis datang dari rumah sakit-rumah sakit Jogja yang tenaganya sudah kelelahan setelah seharian bekerja tanpa henti bahkan tak sempat urus diri sendiri.

Kami serombongan dengan lima orang perawat dan seorang tenaga UPKM, dilengkapi logistik plus obat2 darurat, meluncur dari RS Emanuel Purwareja-Klampok. Emanuel Emergency Team (EET) langsung merapat dengan teman2 RS Bethesda Hospital, Pusat Rehabilitasi Yakkum (PRY), Yakkum Emergency Unit (YEU) serta teman2 dari beberapa RS Yakkum. Semalaman EET 'menemani' sejumlah pasien yang bertebaran 'dirawat' di halaman sekolah depan RS Bethesda lengkap dengan set infus bergelantungan dengan standar infus seadanya.

img-0049-5749ca6faf7a619708100452.jpg
img-0049-5749ca6faf7a619708100452.jpg
Rapat koordinasi malam itu menyepakati, EET jemput bola ke lokasi bencana, sebagian ke arah timur dan sebagian ke arah selatan. Saya dengan 2 orang perawat (mas Kiko dan mas Karnoto) plus mas Catur Haryana, esok hari siap meluncur ke Bantul sedangkan mbak Tumilah dan mbak Rina bersama tim lain ke arah Klaten.

Tak jelas, apakah kami bisa tidur malam itu, yang pasti belum masuk subuh, kami sudah berkemas berangkat ditemani seorang staf YEU yang faham area yang paling butuh bantuan di lapangan. (bersambung besok)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun