Olah-raga merupakan salah satu gaya hidup sehat termasuk untuk lansia. Masalah yang sering muncul biasanya terkait kondisi fisik lansia yang rawan cedera. Jenis penyakit juga menjadi salah satu pertimbangan lansia memilih jenis olah-raga yang sesuai. Yang pasti, sudah bukan saatnya lansia mengejar waktu, mengejar jarak tempuh, atau mengejar target tertentu. Lalu, olah-raga seperti apa yang tepat untuk lansia?
Menimbang manfaat dan akibat yang bisa timbul jika lansia berolah-raga, ada baiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menentukan jenis olah-raga yang tepat. Jenis olah-raga untuk lansia sangat bersifat individual bukan karena suka atau sekadar menyalurkan hobby. Lansia pikun atau dengan masalah penglihatan dan pendengaran, tidak disarankan olah-raga di luar rumah. Lansia pengidap penyakit dengan gejala sesak nafas, tidak tepat olah-raga yang berefek melelahkan. Lansia dengan masalah pada sistim tulang dan sendi atau lansia obesitas, jangan berolah-raga mengangkat beban atau gerakan-gerakan meloncat dan menghentak-hentak.
Secara umum, olah-raga yang paling tepat dan aman untuk lansia adalah aerobik. Aerobik meliputi senam aerobik, jalan cepat atau lari ringan, berenang, maupun yoga. Paling ideal dan menyehatkan lansia, aerobik dilakukan 3 - 4 kali seminggu @ 30 menit. Inkonsistensi latihan aerobik sering menjadi kendala lansia dalam berolah-raga. Alasan tidak ada waktu sering terdengar padahal lansia bisa betah berlama-lama duduk manis di depan TV.
Olah-raga ala lansia sebenarnya cukup murah. Tanpa perlengkapan khusus, lansia bisa jogging atau jalan kaki di sekitar rumah atau bahkan di dalam rumah. Jika belum terbiasa, jangan memaksakan diri harus mencapai waktu 30 menit. Lakukan secara bertahap. Nikmati setiap langkah demi langkah. Lakukan secara rutin. Jika dilakukan rutin selama 2 bulan, kegiatan ini akan dengan sendirinya menjadi gaya hidup yang bersangkutan.
Bagaimana dengan lansia yang karena kondisinya harus berbaring di tempat tidur?
Pada kasus ini, dibutuhkan bantuan orang lain (gerakan pasif) untuk melatih otot dan sendi sehingga kelumpuhan serta pengecilan otot bisa dihindarkan. Gerakan pasif pada dasarnya adalah dengan melakukan gerakan halus berulang pada persendian dengan menilai reaksi lansia atas setiap gerakan pasif yang dilakukan.
Selamat berolah-raga, tetap sehat dan bersemangat meningkatkan kualitas hidup makin sehat dan bersuka-cita.
Maguwoharjo, 16 Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H