Refleksi merupakan sebuah kata kerja yang merujuk pada tindakan mengkaji secara mendalam terhadap apa yang telah dilakukan. Sebagai seorang guru SMA, saya melakukan refleksi mengajar sebagai representasi profesionalisme pedagogis dan didaktik. Refleksi mengajar menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pelaksanaan memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Â
Refleksi menjadi satu keharusan sebagai bagian penutup dari kegiatan mengajar. Melalui kegiatan refleksi, seorang guru dapat menganalisis dengan bijaksana dan kritis apa yang telah dilakukannya. Dengan demikian dia akan memperoleh feedback bagi dirinya sendiri yang kelak akan meningkatkan kualitas mengajarnya.Â
Saya melakukan refleksi mengajar dengan menuliskan apa yang telah saya lakukan di dalam kelas dengan ditambah penjelasan apa yang telah berhasil/kurang berhasil saya lakukan. Tindakan ini membantu memberikan rekam jejak mengajar saya setiap hari.Â
Catatan refleksi ini dapat saya gunakan sebagai artefak ketika hendak mengubah catatan tersebut sebagai bahan untuk menulis jurnal atau artikel ilmiah yang terkait dengan praktik baik pembelajaran.
Tulisan refleksi mengajar dapat pula menjadi alat untuk menganalisis kinerja guru. Terkait kinerja dan kualitas dari cara menulis refleksi mengajar, saya menemukan bahwa saya telah jauh tersesat. Untungnya kesesatan itu tidak membahayakan siapapun, kesesatan karena ketidaktahuan.Â
Selama ini, saya membuat refleksi mengajar dengan menggambarkan bagaimana suasana kelas dan sedikit ulasan hal-hal yang perlu saya tingkatkan, seperti yang saya jelaskan di atas. Ternyata apa yang saya lakukan sangat jauh dari kriteria refleksi yang profesional.Â
Saya mengetahuinya baru saja. Saya baru saja mengikuti kelas E-Teacher Program yang disponsori oleh Pemerintah Amerika. Kelas online ini harus saya ikuti selama 3 bulan (April-Juni 2020). Saya telah menyelesaikan kelas persiapan, selama satu bulan (Maret 2020) dengan menyelesaikan 6 Modul.Â
Hari ini adalah hari ke-2 di kelas daring. Kelas saya adalah Integrating Critical Thinking Skills into the Exploration of Culture in EFL Setting. Pada hari ke-2, saya diminta melakukan refleksi terhadap apa yang saya kerjakan kemarin. Saya diminta menonton video terlebih dahulu. Pada video itu dijelaskan Rubrik penilaian untuk kegiatan 'Berpikir Reflektif'. Betapa saya terkejut, ternyata selama ini saya melakukan refleksi pada level 1 dan level 2 saja (terdapat 7 level untuk rubrik berpikir reflektif).
Pada level 1, guru hanya membuat pernyataan, tanpa ada dasar pengamatan. Ini contoh tulisan refleksi yang saya buat: I teach 11 graders, there are 10 classes I teach this year. Each class has 32 to 35 mixed gender students. I would like to give 11 Social Sciene-3 class as my context.
There are 33 students (16 boys and 17 girls) in 11 IPS 3. Â I teach my students in 90 minutes per week. For 11 graders the subject materials are explanation text, passive voice, giving an opinion, and personal letter. The object that I use daily in my classroom teaching is whiteboard and marker. One or two times in a month I use audio recording to teach listening.