Bertempat di  P4TK TK PLB Jl Pasirkaliki Bandung,  28 Oktober 2019, dilakukan pembekalan calon pengawas di lingkungan provinsi Jawa Barat. Sambutan diberikan oleh Bapak Asep Suhanggan.
Pada sambutan, Asep Suhanggan menjelaskan bahwa Jawa Barat membutuhkan  715 orang pengawas. Saat ini dididik dan dilatih 129 orang. Pengawas yang ada saat ini berjumlah 383 orang.Â
Kehadiran pengawas sangat penting bagi terbangunnya dan terjaminnya budaya sekolah yang positif. Pengawas bertugas sebagai penjamin mutu kualitas pendidikan. Bersama-sama dengan LPMP berkolaborasi mewujudkan sekolah yang bermutu.
Pengawas diharapkan  dapat membantu menyiapkan generasi muda yang siap bersaing di dunia milenial.  Permasalahan pendidikan harus menemukan solusi yang tepat sehimgga generasi ke depan lebih baik.Â
Penilaian melalui peer review yang beberapa waktu dilakukan menjadi salah satu alat pengumpulan data untuk memperoleh informasi objektif mengenai kinerja pegawai di lingkungan pendidikan. Â
Diharapkan para pengawas melek dan menugasi literasi. Â Selain itu dituntut pula oleh penguasaan manajerial. Â Terdapat tiga acuan penanda keberhasilan kinerja pegawai di bidang pendidikan yaitu penguasaan kompetensi, Â hasil peer review, Â dan hasil UN.Â
Selanjutnya pembukaan diberikan oleh  Kepala bidang peningkatan kompetensi Dr Agus Jayadi Harja. Â
Dalam sambutannya dijelaskan bahwa pengawas harus menyelesaikan 171 JP diklat dalam bentuk on the job training dan in the job training yang dirancang selesai bulan Desember 2019.
Diklat esensinya adalah untuk menciptakan standar kualitas sehingga tidak muncul disparitas kompetensi di antara para pengawas. Pengawas diharapkan tidak tertinggal kompetensinya oleh guru yang harus didampinginya.Â
Berikutnya adalah untuk pemberdayaan maksimal pengawas. Pengawas yang tiba-tiba dari guru menjadi pengawas, tidak prosedural. Kondisi ini mengakibatkan pengawas tidak dapat dioptimalkan secara kinerja.
Guru adalah individu yang berbeda secara makna dengan teacher. Guru dipandang sebagai orang yang dapat digugu dan ditiru. Di beberapa negara malah dipandang sebagai manusia setengah dewa. Beberapa waktu silam, Â pamor guru jatuh akibat dari penggambaran guru sebagai Umar Bakri yang bersepeda butut.Â
Bahkan lebih memprihatinkan lagi, kalau ada anak perempuan menangis, Â diancam jangan menangis, jika tidak berhenti menangis akan dinikahkan dengan guru.Â
Profesi pengawas merupakan tingkatan karir tertinggi dalam profesi pendidikan. Dimulai dari guru, kemudian kepala sekolah dan berakhir menjadi pengawas.Â
Pengawas bertugas meningkatkan kompetensi teman-teman guru dan kepala sekolah. Guru dan pengawas adalah profesi maka kedua entitas tersebut harus berkontribusi bagi pendidikan melalui profesionalisme kinerjanya.
Diklat yang akan dilalui oleh para pengawas saat ini bisa saja lulus atau tidak lulus. Tiga hal yang harus ditunjukkan secara profesional yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Â
Hindari perbuatan yang merugikan diri sendiri pada saat diklat, misalnya menggunakan joki, menyebarkan soal secara tidak bertanggung jawab, dan gratofikasi.Â
Pembinaan pengawas melalui diklat diharapkan kelak melahirkan pengawas yang dirindukan. Â Selamat berdiklat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H