Mengunjungi sebuah tempat artinya berjumpa dengan banyak hal baru. Demikian pula dengan kunjungan ke Bengkulu. Saat kaki menginjakkan kaki di bandara Fatmawati Soekarno maka pikiran akan langsung diajak berjumpa kembali ke masa pemerintahan presiden pertama Indonesia, Soekarno.Â
Ibu Fatmawati adalah Ibu Negara yang merupakan istri ke-3 presiden Soekarno, juga beliau adalah ibunda dari satu-satunya presiden perempuan Indonesia, Megawati Soekarno Putri.
Mengetahui  bagaimana kehidupan sebuah tempat miniaturnya dijumpai di pasar tradisional. Bengkulu memiliki dua jenis pasar tradisional.Â
Pasar tradisional dadakan, artinya pasar yang hanya dibuka pada hari tertentu saja, kemudian pedagang berpindah ke tempat lainnya dan berdagang di tempat tersebut.Â
Yang kedua adalah pasar tradisional yang tidak berpindah tempat. Salah satu pasar yang tidak berpindah tempat adalah Pasar Minggu yang berada di Belakang Pondok, Ratu Samban, Kota Bengkulu.
Seperti umumnya pasar tradisional, Pasar Minggu menjual semua barang kebutuhan sehari-hari.  Menelusuri  Pasar Minggu mata akan dipertemukan dengan banyak hal baru.Â
Dari bagian muka pasar terlihat hiruk pikuk kehidupan Bengkulu yang telah sejak subuh terbangun. Penjual dan pembeli bertemu dan memulai hari dengan rutinitas transaksi perdagangan diselingi obrolan berbahasa Rejang, Melayu, juga Bahasa Indonesia yang terdengar sangat ramah dan penuh semangat.
Pasar Minggu bagian dalam menawarkan banyak pilihan. Bagi pencari makanan khas daerah dapat mencoba tiga jenis makanan berikut.
Pertama, Kabau.
Kabau adalah sejenis petai dengan warna biji hitam. Penjual Kabau menyarankan agar Kabau dibuat sambal. Cara membuatnya sangat mudah. Kabau digeprek kemudian cuci. Siapkan minyak goreng, kemudian goreng cabai, bawang putih, bawang merah yang telah dihaluskan masukan Kabau beri sedikit garam. Maka jadilah sambal Kabau.
Kedua, Lema.
Lema adalah rebung muda yang dicincang kemudian dicampur air tawar kemudian difermentasikan. Memasak Lema, kata penjual Lema itu sendiri, katanya sangatlah mudah. Lema dimasak dicampur dengan ikan air tawar seperti nila, gurami, atau mujair. Umumnya lema dimasak jenis makanan berkuah santan.
Ketiga, Cendawan Kikiran
Jamur kering yang tumbuh di hutan pada batang-batang kayu lapuk. Pada bahasa Sunda, jamur yang sama dikenal sebagai Supa Beas (jamur beras). Disebut supa beas karena bentuknya kecil-kecil mirip dengan beras.
Cendawan kikiran, menurut pedagangnya, dapat dimasak dengan cara dicampur dengan Kabau. Kabau yang digeprek nanti dicampur dengan cendawan kikiran dan diberi santan.
Ketiga makanan khas Bengkulu menjadi khasanah kekayaan makanan Indonesia yang rasanya khas. Bengkulu, dengan segala keramaian pasarnya yang menunjukkan denyut kehidupan masyarakat Bengkulu, memiliki bahan makanan yang patut untuk dicoba.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H