Artinya mengisi bidang kosong karena lupa dengan pembicaraan yang seide dengan teks yang dihafalkan namun disampaikan dengan kata-kata yang berbeda. Jangan takut untuk berimprovisasi. Selama filler atau pengisi lupa tadi tidak melenceng dari topik yang sedang dibicarakan, pembicaraan dipandang tetap pada koridor tema yang diusung.
Selanjutnya, jika lupa, jangan panik. Ambil nafas dulu, tenangkan diri sendiri terlebih dahulu. Â Ketenangan diri sangat penting agar bisa kembali pada urutan yang akan dibicarakan. Segera kembali berbicara dengan mengandalkan pada urutan subtopik yang akan disampaikan.Â
Jika yang teringat yang seharusnya pada urutan kesekian, tidak apa-apa, sampaikan saja yang ingat dulu, kemudian sambil mendapatkan ketenangan dan kekuatan rasa percaya diri kembali, loncat ide dapat dikoreksi dengan menyampaikannya pada publik. Tidak dilarang seorang pembicara mengatakan bahwa yang disampaikan baru saja seharusnya menjadi bagian kedua dari pidato ini, misalnya.
Manfaatkan alat bantu. Jika diperkenankan menggunakan catatan kecil. Lihat kembali catatan kecil tersebut sehingga ingatan terbantu menyusun kembali apa yang harus disampaikan. Atau, jika boleh menggunakan power point, tulisan dan gambar pada slide sangat membantu memuluskan apa yang akan disampaikan.Â
Hal penting yang harus diingat selama berbicara adalah mengingatkan diri sendiri bahwa fokus kita adalah materi atau teks atau bahasan yang disampaikan, bukan penonton. Ketika salah fokus, misalnya memusatkan perhatian pada penonton, maka gugup akan segera datang.Â
Melihat seluruh perhatian hanya tertuju pada satu titik, yaitu penyaji, tentu tidak mudah untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa di depan mata kita tidak ada siapa-siapa atau menganggap yang di depan mata itu bukan manusia.Â
Berbicara depan publik merupakan keterampilan menggunakan bahasa yang memegang peranan penting dalam kehidupan siswa kelak setelah keluar dari sekolah. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan pengalaman berbicara depan publik penting bagi pemerolehan rasa percaya diri dan kemampuan menguasai ketakutan yang dihadapinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H