Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan Sesungguhnya Dimulai Seusai Lomba

6 Mei 2018   18:38 Diperbarui: 6 Mei 2018   18:53 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kegiatan pasti ada akhirnya,  demikian juga dengan kegiatan lomba guru berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat. Kegiatan lomba yang dilaksanakan mulai tanggal 2 sampai 5 Mei 2018 telah usai. Setiap peserta kembali kepada keluarganya dan kembali pada tugas rutinnya di pangkalan tugasnya masing-masing.  

Pada saat lomba berlangsung segala upaya terbaik dilakukan dan performa luar biasa ditunjukkan. Kondisi ini seolah ingin menguatkan bahwa jangan sampai seluruh persiapan yang dilakukan di tingkat kabupaten/kota menjadi sia-sia. Pertama, persiapan fisik yang mencakup pengumpulan seluruh persyaratan administrasi yang pada prosesnya sangat menyita waktu bahkan menguras  emosi. Kedua, persiapan mental, walaupun tidak terlihat tumpukannya seperti dokumen fisik, persiapan mental menghadapi peserta lain, ternyata lebih banyak menyerap energi. 

Diam-diam rasa gentar muncul ketika mendengar kabar ada peserta yang memiliki keunggulan dan catatan prestasi lebih banyak. Hal ini, seolah membuat dokumen setumpuk yang bolak balik selama tiga malam disusun menjadi tidak ada apa-apanya, akibatnya   mental yang semula merasa siap,  rasanya jatuh pecah berhamburan hampir tanpa sisa. 

Seluruh aktivitas selama lomba benar-benar mengkandaskan semua persiapan. Yang muncul menyelimuti malah aura negatif seperti  ketakutan, keraguan,  kekhawatiran, kegamangan,  dan lebih parah lagi, hilang rasa percaya pada diri sendiri. Fokus pikiran hanyalah pada hasil lomba, menjadi yang terbaik dan menjadi wakil Jawa Barat  adalah tujuan utama. 

Sesuai maknanya, kata "wakil" memberikan isyarat bahwa tidak semua peserta lomba dapat menjadi wakil semuanya. Satu wakil dari setiap jenjang, itu saja. Setelah wakil terpilih, sebagian dari peserta lomba memastikan bahwa perjuangan baru dimulai untuk sang wakil, sedangkan mereka yang tidak menjadi wakil akan kembali menjadi bagian dari tenaga pendidik yang berkutat dengan segala urusan mengajar. 

Perjuangan baru dimulai,  sesungguhnya bukan untuk yang menjadi wakil saja, namun untuk semuanya. Bagi wakil, perjuangan akan terasa lebih berat karena target waktu telah ditetapkan. Misalnya, sebelum Juli berakhir, dokumen dan mental kembali harus ditata ulang.  Setting kerangka pikir diubah menjadi lomba tingkat nasional. 

Bagi yang tidak menjadi wakil, perjuangan baru dimulai, namun tidak terasa berat, karena target ditetapkan oleh dirinya sendiri, dengan kata lain yang dilawan adalah keteguhan dirinya sendiri.  

Selama lomba, setiap peserta mendapatkan pelajaran. Berbagai pelajaran, tergantung dari cara pandangnya terhadap lomba. Ada yang memperoleh pelajaran terkait cara berpikir ala juara; ada yang menemukan posisi dirinya secara akademik-profesional dibandingkan guru lain; ada yang mendapatkan gambaran ideal seorang pendidik efektif

Ada yang menyadari hal-hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki dari dirinya; ada yang melihat kehebatan dirinya yang belum tergali; ada yang menyadari bahwa ternyata semua peserta berpeluang sama untuk menang. Begitu banyak pelajaran yang diperoleh sehingga melahirkan cara pandang yang berbeda terhadap diri sendiri dan orang lain. 

Berdasarkan pelajaran yang diperoleh sebelum, selama, dan sesudah lomba, itulah yang menjadi titik tolak untuk menyelesaikan perjuangan baru. Apa yang mau diperjuangkan, berapa lama, dengan cara apa, dimana, semuanya ditentukan sendiri. Jika menjadikan lomba guru berprestasi sebagai akhir dari segala upaya terbaik, itu pilihan yang kurang tepat.  

Lomba Guru Berprestasi telah usai, perjuangan untuk  mencoba dan melakukan yang terbaik, baru dimulai. Dengan berbekal 'pelajaran' dari lomba, menata diri untuk memilih fokus kinerja yang ditonjolkan, bisa dimulai. Mengambil fokus pada istikomah mendokumentasikan pembelajaran dan membagikannya pada Seminar atau konferensi dan tulisan laporan dimuat pada jurnal, bisa jadi pilihan. 

Memilih fokus pada melakukan refleksi pembelajaran yang setiap hari ditulis dan dibagikan pada mimbar publik koran lokal, bisa pula jadi cara. Atau, mempraktekkan hasil bacaan kedalam pembelajaran sehingga lahir adaptasi metode pengajaran efektif,  juga bisa. 

Berakhirnya lomba, bukan berarti menyimpan dokumen kembali ke lemari, tapi awal untuk memperjuangkan isi lemari lebih semarak dengan karya yang orisinal buatan sendiri. Sesuai moto yang didengungkan menteri terdahulu "guru mulia karena karya". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun