Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (PILWAKO) Padang yang akan dihelat pada tanggal 30 Oktober 2013 tinggal menghitung hari. KPU Kota Padang telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 18/KPTS/KPU-Kota-003.435095/2013 pada tanggal 28 Maret 2013 tentang Hari dan Tanggal Pemungutan Suara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Padang Tahun 2013 (sumber:kpupadang.com), Nama-nama bakal calon Walikota dan Wakil Walikota yang akan mencoba peruntungan mulai kian terdengar, baik yang mendaftar melalui jalur partai politik maupun jalur independen.
Salah satu tahapan yang penting dalam pelaksanaan Pilwako Padang adalah Kampanye. Hampir disetiap sudut Kota, Traffic Light, Jalan-jalan Protokol, bahkan Pohon-pohon di Kota Padang mulai dihiasi pemandangan atribut kampanye baik yang berbentuk spanduk maupun baliho. Senyum sumringah pun ditebarkan dengan harapan masyarakat terpesona dan memilih mereka di hari pemilihan nanti. “Komunikasi Politik Baliho” sampai saat ini masih diyakini sebahagian orang sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan kandidat secara instan. Keyakinan tersebut tentunya beralasan dikarenakan murahnya biaya pembuatan baliho berbahan vynil dan menjamurnya perusahan digital printing. Menurut pengalaman penulis ketika menjadi panitia dalam suatu kegiatan, dengan harga Rp.20.000 saja kita sudah mendapatkan Baliho Vynil dengan ukuran 1x1 meter.
Menurut informasi yang penulis dapatkan, Vynil adalah material yang sulit di daur ulang, apabila dibiarkan di alam dapat terurai setelah sekitar 350 tahun (KLH, 2005). Dapat kita bayangkan Misalkan saja dalam PILWAKO ada 6 (enam) pasangan yang mencalonkan diri di Kota Padang yang terdiri dari 11 Kecamatan dan 104 Kelurahan, setiap pasangan membuat baliho 2x1 meter disetiap kelurahan artinya ada 1000 meter lebih baliho yang akan menjadi sampah kampanye yang akan terurai ratusan tahun mendatang.
Sampah akan menjadi berguna dan bermanfaat apabila kita dapat memberikan nilai tambah misalkan dengan cara didaur ulang. Sayangnya sampai saat ini belum adaupaya untuk mendaur ulang sampah baliho atau pun membuat produk kreatif dari baliho bekas. Pun demikian juga upaya WALHI Sumatera Barat sebagai NGO berlevel nasional yang concern terhadap isu-isu lingkungan.
Kota Padang sebagai kiblat politik dalam pelaksanaan demokrasi di Provinsi Sumatera Barat, sudah saatnya para kandidat memberikan tauladan dalam PILWAKO tahun ini dengan mengkampanyekan cara berkampanye yang ramah lingkungan. Caranya adalah dengan meminimalisir penggunaan baliho yang berbahan vynil. rasanya masih banyak media kampanye yang bisa digunakan dalam upaya merebut hati pemilih misalnya dengan membuat leaflet, buku atau melalui pemanfaatan Social Media yang sedang gencar-gencarnya di Internet. Mudah-mudahan Kota Padang mendapatkan Pemimpin yang memperhatikan kelestarian dan keindahan lingkungan dan tentunya juga harus didukung masyarakat yang sadar lingkungan, Semoga….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H