Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis, Pendidik, Ayah, Pendakwah

Nilai tertinggi seorang Manusia adalah ketika bisa memberikan manfaat kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bulan Maulid, Bulan Bakti kepada Orang Tua

18 September 2024   10:25 Diperbarui: 22 September 2024   20:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kenapa?" Tanya Rasulullah. "Katakan padaku kenapa kau melakukannya, sampaikanlah apa yang ada dihatimu. Kata yang tak pernah kau ucapkan sehingga kedua telingamu tak pernah mendengarnya"

Orang tua itu menangis. Dia menatap Rasulullah dengan air mata berlinang. "Ya Rasulullah, saat anakku lahir, akulah orang pertama yang memperkenalkan dirinya kepada dunia dan Tuhannya. Kepadanya segala harta dan harta ku aku persembahkan kepadanya. Segala usaha dan kerja kerasku hanya untuk anakku. Sekarang dia sudah besar. Sudah mencapai apa yang dia citakan dan aku impikan. Aku tak berharap dia membalas semua apa yang sudah aku berikan kepadanya. Tapinjika dia tak bisa berbuat baik kepadaku, perlakukan aku seperti seorang tetangga memperlakukan tetangganya. Setidaknya aku takendengar ucapan kasarnya!"

Mendengar ucapan lelaki itu, Rasulullah berdiri dan memegang kerah baju pemuda itu dan berkata dengan marah. "Anta wamalukali abika!'

Kamu dan seluruh hartamu adalahilik ayahmu!"

Saudaraku.

Apa yang di katakan Rasulullah bukanlah legitimasi atau alasan bagi seorang ayah mengambil harta anakmu. Bukan itu, kawan. 

Rasulullah hanya ingin mengingatkan kita. Bahwa ibu kita berhak mendapatkan bakti terbaik kita, ayah kita juga pantas mendapatkan perlakuan yang sama.

Ayah kita, wahai kawanku. Adalah sosok luar biasa. Pandanglah wajahnya, wajah itu yang rela do hina asalkan engkauulia. Lihat tangannya, tangan keriput itulah yang membesarkan mu dengan jerih payahnya. Sosok yang saat kau sakit dia merasakan lebih sakit dari yang engkau rasakan.

Ayahlah yang saat kau bahagia atas prestasimu, dialah yang lebih bahagia dari apa yang kau rasakan. Saat kau khawatir, dia lah sosok yang lebih khawatir akan keselamatan dirimu.

Ayah kita luar biasa.

Maka momentum maulid, mari saudaraku, kita muliakan ibu kita, kita muliakan ayah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun