"Kenapa?" Tanya Rasulullah. "Katakan padaku kenapa kau melakukannya, sampaikanlah apa yang ada dihatimu. Kata yang tak pernah kau ucapkan sehingga kedua telingamu tak pernah mendengarnya"
Orang tua itu menangis. Dia menatap Rasulullah dengan air mata berlinang. "Ya Rasulullah, saat anakku lahir, akulah orang pertama yang memperkenalkan dirinya kepada dunia dan Tuhannya. Kepadanya segala harta dan harta ku aku persembahkan kepadanya. Segala usaha dan kerja kerasku hanya untuk anakku. Sekarang dia sudah besar. Sudah mencapai apa yang dia citakan dan aku impikan. Aku tak berharap dia membalas semua apa yang sudah aku berikan kepadanya. Tapinjika dia tak bisa berbuat baik kepadaku, perlakukan aku seperti seorang tetangga memperlakukan tetangganya. Setidaknya aku takendengar ucapan kasarnya!"
Mendengar ucapan lelaki itu, Rasulullah berdiri dan memegang kerah baju pemuda itu dan berkata dengan marah. "Anta wamalukali abika!'
Kamu dan seluruh hartamu adalahilik ayahmu!"
Saudaraku.
Apa yang di katakan Rasulullah bukanlah legitimasi atau alasan bagi seorang ayah mengambil harta anakmu. Bukan itu, kawan.Â
Rasulullah hanya ingin mengingatkan kita. Bahwa ibu kita berhak mendapatkan bakti terbaik kita, ayah kita juga pantas mendapatkan perlakuan yang sama.
Ayah kita, wahai kawanku. Adalah sosok luar biasa. Pandanglah wajahnya, wajah itu yang rela do hina asalkan engkauulia. Lihat tangannya, tangan keriput itulah yang membesarkan mu dengan jerih payahnya. Sosok yang saat kau sakit dia merasakan lebih sakit dari yang engkau rasakan.
Ayahlah yang saat kau bahagia atas prestasimu, dialah yang lebih bahagia dari apa yang kau rasakan. Saat kau khawatir, dia lah sosok yang lebih khawatir akan keselamatan dirimu.
Ayah kita luar biasa.
Maka momentum maulid, mari saudaraku, kita muliakan ibu kita, kita muliakan ayah kita.