Readers, semua orang tua ingin anaknya menjadi anak yang Sholeh. Tentu saja. Tapi kadang kita bahkan akan tanggung jawab kita kepada Anak.Â
Maka mari kita lihat, bagaimana Nabi Ibrahim membina keluarganya.
Saat belum ada tanda-tanda akan kelahiran seorang anak, Nabi Ibrahim memohon selama puluhan tahun "Rabbi Habli Minash sholihin" Wahai Tuhanku, berilah aku anak yang Sholeh (QS. As-syaafat: 100). Doa itu di lantunkan siang dan malam selama puluhan tahun.
Hingga sampai tanda kehamilan Siti Hajar, saat anak masih dalam kandungan masih tak henti beliau berdoa "Ya Allah, semoga mereka tak meninggalkan sholat (melupakanMu), jadikanlah mereka penyejuk bagi manusia, dan berilah mereka Rezki dari tumbuhan agar mereka bersyukur!"
Doa-doa dan didikan Nabi Ibrahim kemudian di ijabah oleh Allah. Ismail lahir dengan akhlak mulia dan ketaatan yang luar biasa. Bahkan ketika ayahnya berkata "Wahai anakku, aku diperintahkan Allah menyemblihmu, bagaimana pendapatmu? Ismail menjawab. Ya ayahku, jika itu perintah Allah maka laksanakan lah, Insya Allah engkau akan menemukan aku sebagai anak yang sabar" QS. Asy syafaat:102.
Readers! Sudahkah nama anak kita di sebutkan dalam doa dan tirakat kita? Dalam sujud sujud kita? Ini adalah salah satu upaya kebaikan untuk generasi yang akan datang. Anak kita!
3. Ibadah Qurban adalah kepedulian sosialÂ
Saudaraku, Seringkali kita abai dengan saudara kita, tetangga kita. Berhaji tiap tahun qurban setiap tahun, tapi kita biarkan anak-anak yatim di sekeliling kita terlantar. Kita enggan dengan fakir miskin. Jika ini terjadi akan sia-sia segala amal ibadah kita.Â
Hablum minallah itu wajib, tetapi hubungan dengan sesama manusia adalah kuncinya, tak bagus hubungan sesama manusia, maka hubungan dengan Allah juga takkan baik.
Saudaraku, semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa taat dan patuh kepadaNya. Siapapun yang memiliki kemampuan, jangan menghindar dari berkurban. Ayo berbagi, selamatkan diri dan harta kita.
Billahi fiinsabilil Haq