Salam Pendidikan, Salam Literasi!
Duka bersama kita semua terutama para insan pendidikan di seluruh negri terkait musibah yang menimpa satu armada yang membawa para pelajar SMK yang mengalami kecelakaan dan menuai korban jiwa. Duka yang sedalam dalamnya, semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di alam akhirat, Amiin.
Sekali lagi ini duka kita bersama, sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi seluruh elemen tentang kegiatan siswa diluar kelas. Tak heran juga, banyak masukan, desakan dan anjuran agar kementrian pendidikan mengevaluasi kegiatan studi tour atau karya wisata dan sejenisnya bagi siswa.
Setidaknya ada beberapa nama untuk kegiatan serupa terlepas dari tujuan dan maknanya. Diantaranya ada study tour, karya wisata, kunjungan Edukasi dan lain-lain.
Lantas apa itu studi tour?Â
Secara harfiah bermakna perjalanan belajar. Dalam prakteknya adalah mengajak siswa berkunjung, ketempat tempat wisata atau ke situs-situs tertentu dalam upaya pembelajaran. Jika di adakan di akhir tahun sekaligus sebagai acara perpisahan dan momennya sebagai kegiatan belajar sering terabaikan.
Hanya saja seringkali nilai-nilai edukasinya terlalu minim. Selain tak terkonsep dengan baik, kegiatan ini kadang hanya di jadikan sebagai acara refreshing biasa, terlepas dari materi-materi pelajarannya.
Namun kita tak bisa memarjinalkan semuanya sebagai tindakan dan perbuatan sia-sia. Ada sekolah-sekolah yang memang menjadikan kegiatan ini sebagai out class, pembelajaran di luar kelas. Dimasukkan dalam kalender pendidikan sebagai bagian dari kurikulum dan pelaksanaannya secara periodik jelas dan terukur.
Kita menyebutnya sebagai kunjungan edukasi. Tujuan kegiatannya bukanlah tempat wisata populer atau ikon ikon viral. Tetapi apa saja yang ada kaitannya dengan pembelajaran.
Misalnya, belajar tentang industri dan transportasi. Siswa akan di bawa berkunjung ke pabrik-pabrik lokal untuk melihat, memperhatikan segala proses produksi sampai upaya distribusinya. Seperti berkunjung ke pabrik teh, mulia dari pemetikan, pengolahan hingga packing, siswa diberi kesempatan untuk mempelajarinya.
Untuk transportasi, siswa akan di ajak mengenal, merasakan transportasi lokal yang ada, mulai dari transportasi tradisional hingga modern. Siswa tak hanya mengenal secara teori tetapinjuga bisa melihat dan merasakan prakteknya.
Semua materi pembelajaran bisa diintegrasikan dalam kegiatan ini. Guru kelas akan mengklasifikasikan materi dan mengusulkan arah kunjungannya sesuai materi. Tentu saja dengan pendampingan ekstra.
Kita perlu mengevaluasi semua yang berkaitan dengan pendidikan. Apalagi yang berpotensi akan merugikan dan membahayakan keselamatan anak. Apalagi saat ini kondisi alam kita yang sangat ekstrim.
Akhir tahun ini kita sepakat, semua bentuk kunjungan belajar kita pending dan batalkan saja. Apalagi mengingat iklim yang sangat ekstrim, musibah dimana-mana.
Sumatera Barat saat ini hampir lumpuh, korban banjir dan lahar dingin dua hari yang lalu masih menyisakan trauma yang mendalam. Lebih dari lima puluh nyawa melayang. Ratusan rumah dan bangunan hancur. Jalan-jalan utama menuju ibukota provinsi Sumatera Barat hampir semuanya putus.
Studi tour ataupun kunjungan Edukasi dan apapun namanya tetap perlu di evaluasi, di kaji ulang dengan hati-hati dan objektif sehingga kegiatan -keguata pendukung pendidikan menjadi lebih baik. Amiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H