Pemilu tinggal menghitung hari. Para peserta kontestasi politik tahun ini tentu semakin berdebar. Begitu juga pelaksana acara Akbar ini sudah semakin sibuk dan mempersiapkan diri fisik dan mental.
Para peserta sudah mulai menghitung peluang. Memeriksa persediaan amunisi dan senjata pamungkas untuk merebut simpati konstituen. Memperkuat pasukan dan memastikan tidak berubah haluan, tentu saja.
Para panitia juga sudah mulai berbagi tugas sesuai tupoksi masing masing. Mereka adalah oknum yang dipercaya netralitasnya sangat baik, miliki kualifikasi dan reputasi yang elok. Karena kelompok ini lebih di dominasi oleh perangkat Desa/Nagari dan Guru.
Ya. Ada guru dalam jajaran pelaksana kontestasi politik ini karena mereka di anggap paling kredibel dan tidak memihak. Lagi pula pemerintah memang memberikan ruang kepada para ASN, guru dan perangkat Desa untuk ikut serta dalam kepanitiaan.
Bagi guru, terutama guru honorer ini tentu saja kesempatan baik. Bagaimanapun sebagai Anggota KPPS itu honornya lumayan untuk menambah penghasilan. Sehingga tak heran ada yang memplesetkan kepanjangan KPPS. Kerja Perhari Penghasilan Sejuta. Astaghfirullah
Tentu saja, bukan bermaksud melemahkan atau mendiskreditkan profesi honorer. Sekali lagi bukan itu maksudnya. Adalah wajar dan sebuah amanah yang baik ketika guru yang notabene adalah orang yang memilikinya kredibilitas dan netralitas yang baik yang menjadi penyelenggara kegiatan politik ini.Â
Namun terlepas dari semuanya, tentun saja juga perlu di pahami bahwa kapasitas guru adalah tenaga pendidik. Jangan sampai waktu yang seharusnya di dedikasikan untuk anak-anak bangsa, teralihkan untuk kepentingan lain.
Apalagi dalam kalender pendidikan, tak ada diberikan waktu libur tambahan untuk pemilu. Sementara kita tahu bahwa tidaklah gampang tugas panitia dan seluruh perangkatnya.
Catatan kelam pemilu tahun 2019, dimana ratusan nyawa penyelenggara pemilu melayang karena kelelahan, kekurangan tidur dan lainnya. Juga jam kerja yang tak mengenal siang dan malam. Diantaranya juga banyak oknum guru.
Bagaimanapun, jika ruang sudah diberikan oleh pihak berwenang, lembaga pendidikan juga tak bisa menghentikan para guru menambah penghasilan. Hanya saja kita berharap sekolah tak terdampak parah akibat kegiatan ini, dan para guru dan penyelenggara pemilu serta kita semua senantiasa diberi keselamatan dalam segala situasi dan kondisi.
Selamat berjuang pahlawan Demokrasi, Setelahnya, kembalilah jadi pahlawan akademisi dan literasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H