"Baik" Alif segera menyelesaikan tagihan tanpa berpikir panjang. Gadis pramusaji itu tertegun dengan wajah merah. Dia sudah berfikir kedua orang ini adalah pengemis yang menyelinap masuk dan tak mungkin mampu membayar tagihan. Siapa duga dia benar-benar salah.
"Tunggu sebentar, Uda dan Uni. Pesanan akan segera diantar! Nama saya Nilam. Jika ada pesanan lain silakan panggil saya saja!" Ucap Gadis itu tersenyum manis.
Alif tak menggubris. Dia sibuk dengan adiknya yang bercerita dengan antusias. Pertemuan mereka setelah bertahun-tahun membuat banyak hal yang mereka ceritakan.
Tak lama pesanan mereka dihidangkan. Tapi belum sempat menyentuh makanan itu, telepon genggamnya berdering. Alif mengerutkan alisnya dan melihat sederetan nomor yang tidak dikenalnya.
" Siapa?" Tanya Alif dengan suara berat.Â
"Maaf tuan Alif. Saya Ali Akbar! Ini ada yang ingin bertemu dengan anda, rombongan keluarga Panji tadi. Mereka sudah menunggu lama dan ingin meminta maaf!"
"Aku direstoran depan rumah sakit. Bawa mereka kesini. Aku lagi makan!"
"Baik, Bos!"
Alif melambaikan tangan pada pramusaji cantik itu. Gadis itu segera mendekat dengan setengah berlari. "Ada apa, Uda?"
"Tambahkan dua meja lagi. Tingkatkan pesanan dua kali lipat. Beberapa sahabat kami akan datang kesini!"Alif segera menggesek kartu tanpa diminta melunasi semua tagihan.
Baru saja meja dipindahkan, beberapa pelayan segera mengantarkan pesanan mereka. Sangat cepat. Saat itu pula dari pintu depan, dipimpin oleh seorang gadis cantik berpakaian formal dan anggun mengikuti Ali Akbar dan tim hukum keluarga Panji.