Selaksa angan mengangkasa
Melangitkan asa dalam ribuan untai FatihahMembangunkan jiwa-jiwa haus aksara
Menyusun kata, tapi runtuh di Medan niaga.
Kalam terus menari diujung jari
Memproyeksikan hati pada monitor yang berkedip tak henti,
Menari lagi merangkai aksara tak peduli jari mati rasa.
Berbilang hari berganti, laksaan kata tersusun rapi.
Pilihan diksi di rangkai menjadi sastra
Merekah senyum meski tak perlu dipuji.
Runtuh lagi, terbentur dinding cuan yang menjulang tinggi
Berakhir jadi file tak berarti.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!