"Bawa kesini!" Potongnya.
Dengan senang hati, satu bundel berkas yang sudah sangat menyedihkan di angkut kesana kemri aku keluarkan dan segera diantar oleh kolegaku.
Dengan wajah merah entah sebab apa, dia langsung tanda tangani beberapa berkas itu tanpa membacanya. Aku menghembuskan napas lega. Proposal ini akhirnya disetujui. Padahal beberapa orang sudahencoba beberapa kali tapi tak pernah sukses menemuinya.
"Kacang sialan!" Makinya sambil berdiri dan pergi.
Aku menghembuskan nafas dengan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H