Mohon tunggu...
M.Riyanta Simbangando
M.Riyanta Simbangando Mohon Tunggu... -

masih berusaha menghidupkan kembali blognya di http://simbangando.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Memahami Pawang Hujan

2 Desember 2011   14:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di musim penghujan seperti saat ini, pawang hujan sering kali terdengar terutama saat diadakan acara-acara di luar ruangan. Entah kenapa, jarang yang menggunakan jasa pawang hujan saat musim kemarau. Apakah deskripsi tupoksi mereka hanya sebatas mengusir awan dengan potensi hujan? Tidakkah fungsi pawang hujan selain bisa mengusir, meraka juga seharusnya mampu memanggil awan yang memiliki kandungan air yang besar.

Tulisan ini terinspirasi dari sandek seorang kawan saat saya bercerita tentang penggunaan pawang hujan di proyek-proyek penghujung  tahun. Memang kawan ini pernah bercerita tentang seorang pawang hujan yang ditugaskan untuk "mengamankan " proyeknya saat musim penghujan tiba. Bukan, bukan kawan saya yang menugaskan sang pawang hujan. Melainkan salah seorang pimpinan di kantornya, yang agak khawatir dengan posisinya jika proyek tersebut terhambat karena guyuran hujan yang deras.

Alkisah pada fase kritis proyek tersebut, selama 7 hari, mendadak ada seseorang yang muncul dan berdiam diri di salah satu sudut wilayah proyek. Tidak ada aksesoris khas pawang hujan konvensional seperti sesajen ataupun rupa-rupa lainnya. Yang dia lakukan hanya berdoa atau merapa mantera. Kawan saya pun tidak terlampau paham mengenai aktivitas yang dilakukan oleh so called pawang hujan tersebut.

Entah kebetulan atau memang ada hubungannya, selama 7 hari sesuai SPK yang diberikan, memang tidak ada awan dengan potensi hujan yang mendekati proyek tersebut. Hanya pada hari terakhir kontrak kerjanya, terlihat awan menggantung dan sesekali hujan rintik-rintik menghampiri lingkungan proyek kawan saya tersebut. Pada saat kontrak kerjanya berakhir, hujan dengan sukses mengguyur wilayah tersebut dari pagi sampai sore selama beberapa hari. Untung saja, pekerjaan kawan saya sudah diselesaikan terlebih dahulu.

Awal bulan ini, saya sedang menyelesaikan proyek di daerah Sulawesi. Proyek ini harus selesai bulan ini, supaya tercatat di pembukuan tahun ini.Sama seperti cerita di atas, selama beberapa hari ini, setiap sore hujan hampir selalu turun dengan intensitas yang bervariasi. Sehingga saya selalu berpesan ke beberapa kawan di kantor berdoa penyelesaian proyek ini tidak terganggu. Tujuannya proyek ini dapat berkontribusi dalam bonus tahunan yang akan datang :D .

Sore kemarin, saya berbincang dengan seorang anggota tim. Mengungkapkan keheranan saya mengenai cuaca yang terbilang sangat cerah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Dengan bangga dia bercerita bahwa malam sebelumnya ritual pengamanan dari guyuran hujan sudah dilakukan. Dan menenangkan saya supaya tidak mengkhawatirkan kondisi proyek yang cukup ketat dengan berbagai tantangan yang ada termasuk hujan dan kekagetan saya akibat pernyataan dia tersebut.

Hari kedua pekerjaan, cuaca masih cerah hingga sore hari. Menjelang jam 4 sore waktu setempat, saya berkeliling lokasi untuk memastikan progress pekerjaan sesuai rencana. Rupanya sang teknisi cum pawang hujan tidak terlihat. Menurut rekan satu timnya, dia sedang bekerja di basement untuk melepaskan MV kabel 11 kV. Tiba-tiba saja terlintas di benak saya,

Wah bisa jadi blank spot untuk mantra-mantra tolak hujannya...


Dan benar saja, dalam waktu singkat hujan langsung mengguyur lokasi proyek kami. Memang hujan hanya turun sebentar. Entah karena kandungan air di dalam awan sudah habis ataukah memang mantera sang pawang sudah bekerja kembali.  Ada-ada saja... Termasuk saya yang menuliskan kisah ini :D

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun