Ketika itu, entah kapan,
Sepertinya malaikat kematian telah hinggap disisinya
Membangun rumah, kemudian mulai bersarang
Hingga ke dalam, hingga ke akar
Sebelumnya, Â suatu saat itu, entah kapan dan dimana
Setan itu mulai menyentuhnya dingin
Sentuhan yang tak berasa tapi menyesatkan
Bisikan tanpa kata menusuk hingga menghilangkan logika
Bukankah sama saja seperti orang gila
Sudah tahu benar tapi tetap dilakoni
Itulah bisikan tanpa kata yang menusuk hingga ke dalam
Menembus ubun-ubun
Sesaat itu ketika malaikat kematian datang
Setan tak tunggang langgang berlari
Mereka sepertinya tak berkelahi
Malah berkompromi, menguji nyali, menguji mati
Dia yang katanya sejengkal lagi dengan kematian telah bersahabat dekat dengan malaikat kematian dan setan durjana
Sepertinya dia sedang dipermainkan oleh kedua makhluk tersebut
Dan terlihat bahwa mereka sebentar lagi akan semakin intim berkolaborasi dalam dusta
Ketika nanti malaikat kematian kembali meniupkan kata yang tak bersuara
Akankah waktu membeku atau bahkan memutar balik detik yang terlanjur suram
Tak 'kan mungkin
Sekarang dia sedang berperang kembali membangun logika yang katanya sedang diserang
Dan malam itu, ketika dia sedang di atas puncak logika
Perasaan memainkan peran dan malaikat kematian berteriak hingga menghunuskan teriakkannya ke dasar jantung
Malam itu malaikat kematian meninggalkan jiwa dan raga yang telah ia semai, Â karena telah menyelesaikan tugas
Malam itu memang terlanjur gelap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H