Cinta tidak boleh ngawur. Dalam cinta harus ada unsur logika. Cinta harus sederajat. Akan sulit  seseorang jelata bercinta dengan putri konglomerat, walau cinta membius. Akan sulit yang sudah married mempunyai cinta lain. Lihat sinetron Orang Ketiga di SCTV. Seorang pria yang sudah mempunyai keluarga bahagia tapi mencintai wanita lain hingga sampai hamil. Dimana wanita lain tsb merupakan sahabat dari sang istri. Sampai lagunya Angez Mo " Sebuah Rasa" ikut terkenal.
Cinta harus tetap memperhitungkan untung ruginya jika cinta itu akan dijalani.  Bukan saya menyamakan cinta seperti perhitungan dagang. Cinta memang tetap harus ada  "rasa " tapi tetap harus logic. Nggak mungkin seorang yang sudah berumur menjalani cinta / bekeluarga dengan yang berusia muda / ABG. Terlalu banyak gap / perbedaan diantara mereka.Dan juga contoh2 cinta lain yang sudah saya sebutkan diatas.
Jika tetap nekad menjalani cinta tsb, pasti dalam perjalanannya akan banyak kerikil, ombak, badai yang  bisa membuat cinta tsb akhirnya bubar. Cinta tidak boleh semata-mata. Tidak boleh membabi buta. Karena cinta manusia bukan cerita novel melainkan real world.Dimana antara rasa & logika harus seimbang. Jangan mengharapkan cinta khalayan. Seorang  manusia dengan kualitas  KW 3 akan tidak  mungkin / suit bercinta dengan manusia dengan kualitas KW 1. Manusia  yang dengan kualitas tertentu akan bisa menjalani cinta dengan manusia dengan kulaitas yang sama. Akan sulit menjalani jika terlalu keadaannya tidak seimbang / jomplang. Cinta butuh kesimbangan.
Cinta manusia di dunia bukan drama korea yang nampak hanya indah-indah saja.Cinta Ahok & Veronica Tan yang kelihatannya harmonis selama ini ternyata menyimpan masalah sudah lama. Dan akhirnya cintanya bisa bubar.
Cinta butuh perawatan. Butuh pengorbanan & ketulusan  dari masing2 pelaku cinta. Jika tidak siap bercinta jangan bercinta. Karena akan menyakitkan semua pihak, anak, keluarga lainnya. Instrospeksi diri apakah diri kita sudah layak dicintai oleh manusia dengan kualitas tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H