Dokter pendamping jamaah haji harus memiliki pengetahuan mendalam mengenai pola penyakit, komplikasi, dan kondisi kesehatan yang mungkin memerlukan rawat inap selama masa ibadah. Memahami penyebab utama kunjungan ke rumah sakit, pola penyakit yang lazim, serta layanan medis yang dibutuhkan oleh jamaah haji sangat dibutuhkan untuk menjamin kesehatan jemaah haji tetap  optimal. Salah satu tantangan besar yang dihadapi dokter selama pelaksanaan ibadah haji adalah lonjakan jumlah pasien secara mendadak dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat, yang disebabkan oleh  penularan infeksi dan kekambuhan penyakit yang sudah diderita sebelumnya yang dipicu oleh kelelahan fisik. Infeksi saluran pernapasan seringkali muncul  dan mudah menular, sehingga menambah beban pada fasilitas kesehatan serta memicu biaya yang tinggi. Selain itu, pneumonia(radang paru-paru), penyakit jantung iskemik, serta trauma menjadi tantangan  pelayanan kesehatan selama pelaksanaan ibadah haji.
Peran Dokter Selama Ibadah Haji
Berbeda dengan lingkungan medis dalam kondisi normal , peran dokter selama ibadah haji sangat dituntut  fokus pada pengawasan penyakit, pengendalian infeksi, serta penanganan situasi darurat, termasuk serangan panas dan berbagai jenis cedera,  kondisi ini sering muncul di kerumunan jemaah saat tawaf, sa'i, mabit di Muzdalifah  dan saat  melontar jamarat.Â
Pertimbangan Etis dalam Memberikan Layanan Kesehatan
Dalam memberikan pertolongan medis, sangat penting bagi dokter untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika yang berlaku dengan  kompeten dan profesional, ditambah dengan kemampuan komunikasi terapeutik, menjadi kunci dalam menjalin kerjasama yang efektif dengan berbagai pihak selama pelaksanaan ibadah haji.
Keahlian Khusus Dokter Pendamping Jamaah Haji
Dokter yang mendampingi jamaah haji dihadapkan pada tantangan kesehatan yang unik akibat kerumunan jemaah haji saat tahapan ibadah, sehingga memerlukan beragam keterampilan dan pengetahuan spesifik untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para jamaah. Pertama, mereka harus memahami risiko kesehatan yang meningkat, terutama terkait penyakit menular seperti infeksi pernapasan dan saluran cerna. Dokter harus memiliki pengetahuan mengenai vaksinasi wajib dan yang dianjurkan, seperti meningococcus, pneumococcus, dan influenza, menjadi sangat penting  untuk mencegah terjadinya wabah di tengah jamaah, selain itu, dokter harus menguasai kemampuan dalam penanganan kondisi kronis, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan gangguan pernapasan, yang banyak dialami oleh jamaah. Keterampilan dalam pengobatan darurat tak kalah penting, karena kemungkinan kekambuhan penyakit kronis,seperti tekanan darah tinggi, kencing manis  dan keadaan darurat medis dapat terjadi kapan saja. Kondisi suhu ekstrem di Mekah mengharuskan dokter harus memiliki  keahlian dalam mengenali serta mengobati penyakit terkait panas, seperti serangan panas dan dehidrasi.
Dokter juga berperan penting dalam aspek kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit yaitu, memberikan pendidikan kesehatan kepada jamaah mengenai praktik kebersihan, Tindakan pencegahan untuk meminimalkan penyebaran penyakit, dengan menggunakan masker dan menjaga kebersihan pribadi.
Dokter juga dituntut memiliki keterampilan komunikasi dan sensitivitas budaya ssebagai bagian integral dari layanan medis, di mana dokter harus mampu berinteraksi dengan jamaah dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Kemampuan berbahasa sangat diperlukan  atau memilki  juru bahasa/ penerjemah akan  menjadi jembatan untuk mengatasi hambatan komunikasi dan memastikan pelayanan yang diberikan  tepat sasaran.
Dokter perlu melakukan koordinasi yang efektif dengan otoritas kesehatan setempat dan penyedia layanan kesehatan lainnya, serta mengelola sumber daya medis dengan efisien untuk menghadapi lonjakan pasien.