Mohon tunggu...
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Nama saya Yan Cahyadi Anas seorang penggemar fun run yang selalu mencari tantangan baru untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Saya dikenal sebagai pribadi yang optimis dan mudah bergaul, sehingga membuat saya memiliki banyak teman. Hobi saya yang lain adalah traveling; saya sangat menikmati menjelajahi tempat-tempat baru, mengeksplor budaya, dan mencicipi kuliner lokal saat berpergian. Selain itu, saya juga penggemar sepak bola yang mengikuti liga dan tim favorit dengan penuh semangat. Aktivitas-aktivitas ini membuat hidup saya lebih berwarna dan menyenangkan, dan saya selalu berusaha membagikan pengalaman tersebut melalui konten-konten favorit saya di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengatasi Anak yang Pilih-Pilih Makanan dan Anak yang Tidak Mau Makan

16 Januari 2025   11:50 Diperbarui: 16 Januari 2025   15:41 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

d.Paket intervensi multikomponen dengan menggabungkan berbagai strategi perilaku bisa lebih efektif dibandingkan menggunakan satu metode saja.

e.Intervensi pemberian makan berbasis sensorik yang fokus menangani masalah pengolahan sensorik terkait makanan, juga telah terbukti efektif.

Untuk anak-anak dengan penolakan sensorik, intervensi memberi makan berbasis sensorik dapat meningkatkan perilaku saat makan dan penerimaan terhadap makanan baru dengan cara sebagai berikut

1.Pendidikan Sensorik, dengan memperkenalkan anak kepada berbagai jenis makanan dengan cara yang menyenangkan dan menstimulasi indera mereka dengan sentuhan, biarkan anak menyentuh dan merasakan berbagai tekstur makanan, seperti buah-buahan, sayuran, atau biji-bijian. Ini dapat dilakukan dengan mengajak mereka memegang makanan sebelum dimakan, Ajak anak mencium aroma makanan yang berbeda, misalnya, herba segar, rempah-rempah, atau buah-buahan yang sedang matang, kenalkan anak pada citarasa yang berbeda dengan memberi mereka kesempatan untuk mencicipi makanan dalam jumlah kecil. Cobalah variasi seperti makanan manis, asin, asam, dan pahit, mengaitkan bau yang enak dengan makanan dapat meningkatkan minat mereka. Intervensi ini terbukti   meningkatkan perilaku makan pada anak-anak yang pemilih makanan.

 2.Pengenalan makanan baru membantu anak mengenal makanan baru, mengurangi penolakan terhadap makanan, perkenalkan makanan sebelum kita menyajikan makanan baru, biarkan anak melihat dan mencium makanan tersebut, kombinasikan makanan baru dengan makanan favorit anak.

3.Pelatihan orang tua dengan pelatihan  memasak dan metode Baby Led Weaning (BLW) adalah pengenalan makanan padat kepada bayi yang memperbolehkan mereka untuk mengambil dan makan makanan sendiri, tanpa menggunakan bantuan sendok dari orang tua, dalam pendekatan ini, bayi diperkenalkan pada makanan padat ketika mereka siap dan menunjukkan tanda-tanda kesiapan, biasanya mulai sekitar usia enam bulan.

4.Latihan stimulasi oral membantu meningkatkan fungsi oral-motor yang diperlukan untuk pemberian makan yang efektif,  dengn latihan menggerakkan Lidah dengan mengeluarkan lidah mereka ke depan dan ke belakang, kemudian ke samping, minta mereka untuk menggerakkan lidah ke kiri dan kanan, menjilat sendok atau jari anda yang dibasahi dengan makanan atau air, latihan mengisap menggunakan sedotan menggunakan jus atau air untuk membuat aktivitas lebih menarik. Latihan menggigit  buah yang keras (apel, wortel yang direbus), dan minta mereka menggigitnya untuk melatih otot rahang. Latihan mengunyah menggunakan biskuit kering atau makanan keras yang mudah dimakan, ajak mereka untuk mengunyah dengan baik dan ulangi proses ini beberapa kali. Latihan dengan peralatan khusus dengan sikat gigi lembut dan mintalah anak untuk menggigit lembut pada sikat tersebut. Ini membantu memperkuat otot-otot mulut. Latihan mengeluarkan dan menelan dengan air, seperti menyiram atau mencipratkan air dengan mulut, agar mereka melihat bagaimana mulut mereka berfungsi saat mengeluarkan atau menelan. Latihan berdialog, sambil bermain, dorong anak untuk berbicara atau bernyanyi, kegiatan ini akan melatih otot-otot mulut dan memperbaiki kepekaan. Latihan pijat mulut dengan izin anak, Anda dapat memijat lembut area di sekitar mulut menggunakan jari bersih, pijat di area pipi, bibir, dan rahang untuk merelaksasi otot dan mengurangi ketegangan, jika mungkin, gunakan alat stimulasi oral yang dirancang untuk merangsang gusi dan otot mulut anak.Semua ini dapat dilakukan dengan catatan anak tidak dalam kondisi sakit atau menderita kondisi medis tertentu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun