Menghadapi anak yang tidak mau makan atau bersikap pilih-pilih terhadap makanan bisa menjadi tantangan yang membuat frustrasi orang tua, namun ada berbagai strategi kreatif dan efektif yang dapat membantu mengubah kebiasaan ini. Salah satu pendekatan yang menarik adalah dengan menggabungkan paparan berulang terhadap makanan baru dengan pengalaman sensorik yang menyenangkan, misalnya, mengajak anak untuk berpartisipasi dalam proses memasak, menciptakan hidangan warna-warni yang menarik, atau menggunakan bentuk dan tekstur yang berbeda untuk makanan. Pemberian imbalan positif saat anak bersedia mencoba makanan baru juga dapat meningkatkan motivasi mereka untuk menjelajahi rasa dan nutrisi yang beragam. Selain itu, menciptakan suasana makan yang santai dan menyenangkan, di mana anak merasa aman untuk bereksperimen tanpa tekanan, dapat membantu membangun hubungan positif dengan makanan, dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, anak dapat belajar untuk menghargai keberagaman makanan, sehingga meningkatkan asupan nutrisi mereka dan mengurangi perilaku pilih-pilih pada makanan.
Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan Anak
1.Praktik pemberian makan awal,hal ini merupakan faktor penting dalam membentuk kebiasaan makan anak, dengan pendekatan yang positif, fleksibel, dan sensitif terhadap kebutuhan serta preferensi anak, orang tua dapat membantu anak mengembangkan hubungan yang sehat dan menyenangkan dengan makanan, hal ini akan berdampak pada pola makan anak jangka Panjang. Penting untuk memperkenalkan makanan padat pada usia yang tepat (biasanya sekitar 6 bulan) dengan cara yang positif dan beragam agar anak merasa nyaman. Metode seperti Baby Led Weaning (BLW) memberi kesempatan pada anak untuk mencoba makanan sendiri, mengembangkan kepercayaan diri, dan kemandirian saat makan. Sikap orang tua atau pengasuh bereaksi terhadap penolakan makanan atau keinginan anak dapat memengaruhi pengalaman makan anak, Sikap sabar, dan menyemangati anak dapat meningkatkan ketertarikan mereka terhadap makanan baru. Memaksa anak untuk makan dapat menimbulkan resistensi terhadap makanan. Anak-anak sering meniru perilaku makanan orang tua mereka. Jika orang tua menunjukkan kebiasaan makan yang sehat dan variasi dalam memilih makanan, anak-anak cenderung menirunya. Menghabiskan waktu makan bersama sebagai keluarga dapat menciptakan suasana yang positif untuk makan dan meningkatkan keterlibatan anak dalam mencoba makanan baru. Pemberian makanan dengan beragam rasa dan tekstur dapat membantu anak menjadi lebih terbuka terhadap berbagai jenis makanan. Mengizinkan anak menggunakan tangan dan mengeksplorasi cara makan dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan
2.Paparan berulang terhadap makanan baru, Paparan berulang adalah teknik yang efektif dalam memperkenalkan makanan baru kepada anak yang tidak mau makanan , dengan kesabaran dan pengulangan yang positif, anak dapat belajar untuk menerima variasi makanan dalam diet mereka, membantu mencegah pemilihan makanan yang berlebihan dan mendukung perkembangan kebiasaan makan yang sehat sejak dini.
3. sensitivitas rasa genetik terhadap senyawa tertentu adalah faktor penting yang berkontribusi pada kebiasaan makan anak yang tidak mau makan, dengan mengenali dan memahami faktor ini, orang tua dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk memperkenalkan variasi makanan dalam diet anak, mendorong mereka untuk lebih berani mencoba makanan baru, pendekatan seperti memberikan makanan dengan rasa yang lebih netral atau memodifikasi tekstur dapat membantu anak lebih terbuka untuk mencoba berbagai makanan.
Â
Dampak nutrisi dari balita yang pemilih makanan
1.Perilaku pemilih makanan dapat menyebabkan kurangnya variasi diet dan kemungkinan kekurangan asupan nutrisi tertentu, dengan kekurangan zat besi dan zinc menjadi perhatian khusus.
2.Sembelit karena  kurang makan buah dan sayuran
3.Kekurangan  asupan protein