Setelah menyelesaikan ibadah melempar jamarat hingga hari ketiga, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Namun semangat untuk menjelajahi keindahan sekitar masih bercokol kuat dalam hati. Dalam keadaan yang bugar, kami pun melakukan wisata ke Thaif. Bersama kelompok jemaah lainnya, kami berkeliling dengan bus menikmati keindahan alam dan keunikan budaya di kota tersebut. Makanan khas Arab yang disajikan dalam talam besar menjadi momen berbagi yang indah. Jalinan persahabatan kami semakin kuat saat kami menikmati hidangan bersama, tertawa, dan berbagi cerita.
Dua hari kemudian, wisata kami berlanjut ke Jeddah. Kami mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti mesjid dengan dua kiblat yang sangat terkenal, pantai Laut Merah, dan makam Siti Hawa. Meskipun banyak tempat yang kami kunjungi, saya lebih banyak menyaksikan keindahan daripada berbelanja. Kembali ke Kota Mekkah setelah hari-hari berwisata memenuhi hati ini dengan kelegaan dan kebahagiaan mendalam. Momen-momen ibadah di Masjidil Haram kembali menjadi fokus saya, hingga tiba saatnya untuk menuju Madinah, tempat yang sangat dirindukan.
Ketika kami akhirnya berangkat ke Madinah dengan bus, terjadi perasaan bahagia di diri ini. Sesampainya di Madinah, kami langsung melaksanakan sholat wajib di Masjid Nabawi untuk mendapatkan pahala arbain. Pengalaman beribadah di tempat ini memberikan rasa nyaman dan kedamaian yang mendalam. Kami menghabiskan waktu selama satu minggu di Madinah, di mana setiap hari dipenuhi dengan kegiatan yang berfokus pada ibadah, mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Raudah dan makam Rasulullah yang berada di kubah hijau. Setiap langkah di situs-situs bersejarah membuat hati ini semakin tergerak untuk menghayati setiap ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Setelah satu minggu yang penuh berkah, kami bersiap untuk kembali ke Batam melalui Bandara Madinah. Momen perpisahan dengan Madinah menyisakan rasa haru dan syukur dalam diri saya. Selamat tinggal, Madinah, kota yang penuh sejarah dan keagungan. Saya akan menyimpan semua kenangan ini di dalam hati dan berharap suatu hari bisa kembali lagi. Sesaat sebelum kami meninggalkan Madinah, saya merenungkan kembali semua pengalaman berhaji ini. Setiap momen perjalanan telah membentuk diri saya, dari proses persiapan, perjalanan ritual ibadah, hingga perjalanan wisata yang mengubah cara pandang hidup dan spiritual saya.
Ketika akhirnya pesawat lepas landas dari Madinah, berbaur dengan ombak harapan dan kegembiraan untuk kembali ke tanah air, saya merasakan damai menyelimuti jiwa. Perjalanan menuju tanah suci ini memberi pengajaran berharga tentang kebersamaan, kesederhanaan, dan keyakinan. Sabda Allah menjadi lebih hidup dalam diri saya, seolah menguatkan iman yang sering kali memudar dalam kehidupan sehari-hari. Kini, kepulangan ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi bab baru dalam hidup saya. Segala pengalaman yang telah dilalui akan menjadi bagian dari motivasi untuk terus berdoa, berusaha, dan beribadah dengan lebih baik.
Pengalaman haji tahun 2023 ini saya syukuri sebagai anugerah terindah dalam hidup. Setiap langkah, setiap doa, setiap kenangan telah membangun fondasi yang lebih kuat dalam perjalanan iman saya. Seiring berjalannya waktu, saya akan terus mengambil pelajaran dari perjalanan ini dan berusaha untuk menghadirkan makna dari setiap ibadah yang saya lakukan. Semoga Allah memberikan kesempatan bagi setiap umatnya untuk merasakan indahnya pengalaman haji. Dan di masa depan, saya berharap dapat kembali lagi ke tanah suci, untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Sang Pencipta, menjalani ritus yang lebih dalam dan lebih bermakna. Dalam sanubari, saya tahu bahwa pengalaman ini tidak akan dilupakan, akan selalu menghiasi perjalanan spiritual saya, menjadikan hidup saya lebih berarti dan penuh berkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H