Hasil dari pengamatan ini memberikan gambaran yang jelas akan tantangan kesehatan yang dihadapi oleh jemaah haji di Kloter BTH 01, populasi jemaah yang terdiri dari banyak orang dengan kondisi kesehatan yang bervariasi menuntut perhatian yang serius, tingginya persentase jemaah dengan komorbid serta kelompok usia lanjut juga menciptakan kebutuhan yang mendesak terhadap pelayanan kesehatan yang memadai dan responsif.
Komunikasi antara tenaga kesehatan dan jemaah merupakan aspek yang tidak dapat diabaikan, secara khusus, tenaga kesehatan di setiap kloter harus dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menangani berbagai kondisi medis yang mungkin muncul, dengan membuat jejaring dengan ketua regu dan ketua rombongan yang membawahi jemaah haji sebagai kader kesehatan untuk memantau kondisi darurat, jamaah sakit, menyampaikan pesan perilaku hidup bersih dan sehat, dan edukasi kesehatan yang memadai untuk membantu jemaah memahami kondisi mereka sendiri dan mengetahui kapan mereka perlu mencari pertolongan medis, melalui grup whatsapp tiap regu dan tiap rombongan, dan mengatur  jadwal  kunjungan ke kamar kamar untuk memantau kondisi jemaah.
Tenaga kesehatan di BTH 01 bukan hanya memberikan pelayanan medis, mereka juga berperan dalam memberikan edukasi terkait gaya hidup dan tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko komplikasi kesehatan, misalnya, memberikan informasi tentang pentingnya enam langkah cuci tangan, menghindari tempat yang padat, serta mengenakan masker saat berkumpul di tempat umum, menyampaikan kondisi cuaca, menyampaikan informasi penting dari sektor dan daerah kerja selama di Arab Saudi, menentukan jamaah yang akan safari wukuf, merujuk jemaah yang memerlukan perawatan ke Klinik Kesehatan Haji atau ke Rumah Sakit Arab Saudi.
KESIMPULAN
Profil jemaah dan data layanan kesehatan yang disajikan di Kloter BTH 01 Tahun 2024 menunjukkan bahwa sebagian besar jemaah berada dalam kategori risiko tinggi. Tingginya jumlah jemaah dengan komorbiditas, ditambah dengan usia lanjut, memberikan tantangan tersendiri bagi pengelola haji dan tenaga Kesehatan, keberadaan data yang akurat dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan jemaah dapat membantu dalam merancang strategi atau kebijakan kesehatan yang lebih efektif.
Melalui data statistik dan pengalaman di lapangan, dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatkan pengetahuan yang baik mengenai kesehatan jemaah merupakan langkah utama. Selain itu, penting pula untuk meningkatkan , program edukasi, dan pendekatan komunikasi untuk mendukung jemaah dalam mengenali tanda-tanda peringatan terkait kesehatan mereka.
Â
Â
Â
Â
Â