Ilham duduk di kursi ruang depan melepas penat. Entah mengapa rasa kantuknya kini hilang. Diraihnya remote lalu menyalakan TV. Berpindah channel demi channel, tak ditemuinya tontonan yang menarik.
"Bang Ilham... sudah pulang ya?" suara Mita terdengarÂ
"Eh iya mit, sudah dari tadi kok" jawab Ilham sedikit berbohong.
Sang istri tak melanjutkan lagi perkataannya. Sepertinya lebih memilih melanjutkan tidurnya.
Ilham mematikan TV. Perutnya terasa lapar minta diisi.
"Duh, kenapa jadi lapar ya?" tanya Ilham pada diri sendiri.
Ilham bangkit dan menuju dapur. Siapa tahu ada sisa makanan disana. Terbersit ide untuk memasak mie instan. Biasanya Mita menyimpan beberapa mie instan di lemari dapur untuk persediaan. Ilhampun menuju lemari. Tiba-tiba matanya tertumbuk pada secarik kertas yang menempel dipintu lemari, direkatkan dengan selotip. Ilham tahu dari bentuk huruf-hurufnya, itu tulisan tangan Mita yang tertera di kertas itu. Apa ini? batin Ilham, lalu mulai membaca.
"Bang Ilham, kamu keterlaluan bang, aku lagi hamil begini, kamu tinggal sendirian di rumah. Aku kan kesepian bang. Kamu enak-enakan main sama si Joni. Tadi aku nelpon kak Ida minta dijemput. Malam ini aku nginep di rumah kak Ida. Pokoknya besok pagi-pagi abang harus jemput aku ya bang"
Deg! Ilham diam mematung. Tubuhnya gemetar dan mendadak berkeringat. Kertas yang dipegangnya jatuh ke lantai. Matanya membelalak lalu melirik ke arah kamar tidur. Lalu...siapa tadi yang di dalam kamar dan tidur di ranjang?
Perlahan pintu kamar tidur membuka. Sebuah tangan dengan kulit pucat bak mayat menjulur keluar berpegang di daun pintu. Kuku-kukunya panjang mengerikan dan berwarna kehitaman. Ilham tahu pasti, itu bukan tangan Mita istrinya!
Bekasi, April 2018