"Well..." Arsene berhenti sejenak.
"...mungkin kamu orang ke sekian ribu yang menanyakan hal itu" jawabnya.
"Lalu...apa jawaban Anda?" potong saya tak sabar.
"Apakah kamu seorang Gooner?" Wenger balik bertanya.
"Tentu saja" jawab saya cepat.
"Kamu sudah melihat kita berjaya, kamu sudah melihat kita rapuh dan terjatuh, apa lagi yang mau kamu lihat?" Wenger bertanya sambil meletakkan cangkir kopinya yang telah kosong.Â
Dan tanpa saya duga, Ia bangkit dari kursinya dan meninggalkan saya.
"Eh ...Monsieur! Anda belum menjawab pertanyaan saya!" seru saya agak lantang sampai-sampai beberapa orang menengok ke arah saya.
Arsene Wenger berhenti melangkah lalu menunjuk ke arah kursinya semula dan berkata: "Lihat, itu, siapapun bisa menggantikan saya di kursi saya. Masalahnya, orang itu bukanlah saya!"
Lalu Arsene Wenger masuk ke dalam mobilnya dan berlalu dari pandangan saya.
Dengan kesal saya menghempaskan diri di kursi yang tadi didudukinya.