Mohon tunggu...
Andri Yana
Andri Yana Mohon Tunggu... Human Resources - Praktisi HR, Pelatih PBK, Asessor

Seorang Ibu dari 3 Anak yang ingin berbagi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Perumusan Pancasila (Makalah)

8 November 2023   12:00 Diperbarui: 8 November 2023   12:04 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Referensi :

  • Holtorf, C. (2013). Cultural Heritage and the Challenge of Sustainability. Heritage & Society, 6(2), 199--204.
  • Langfield, M., Logan, W., & Craith, M. N. (2010). Cultural Diversity, Heritage and Human Rights: Intersections in Theory and Practice. Routledge.
  • Diktat CB Pancasila (penulis: Tim Dosen CBDC, Binus University.
  • https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210225115954-185-610735/riset-netizen- di-indonesia-paling-tak-sopan-se-asia-tenggara

6b.          Dalam rangka menjaga kelestarian adat budaya di era digital sangat diperlukan sebuah langkah dan metode yang terarah dan spesifik.Upaya yang dilakukan juga harus mementingkan berbagai aspek guna mencapai tujuan  yang dikehendaki, karena pada dasarnya. tidaklah mudah untuk sebuah kebiasaan atau adat untuk dilestarikan kembali tanpa rasa penerimaan dan kesadaran yang menyeluruh pada masyarakat.Maka dari itu, sebuah upaya yang bersifat penumbuhan kesadaran pada masyarakat adalah hal yang sangat penting dalam konteks ini.Salah satu usaha konkret yang sejalan dengan upaya dalam konteks ini adalah Pelaksanaan Pendidikan dan Kesadaran Budaya dalam Lingkup Kurikulum Pendidikan.Dalam pelaksanaan ini, ada beberapa nilai yang perlu ditekankan dalam kurikulum pendidikan sekolah seperti, adat istiadat, nilai-nilai budaya, dan etika kesopanan dan keramahan Indonesia.Dan tidak lupa untuk melakukan beberapa penyesuaian dengan mempertimbangkan interaksi digital yang turut terjadi.Program dan kampanye budaya juga bisa menjadi sebuah opsi untuk mendukung upaya ini.Perlu ditambahkan juga, kalau upaya ini tidak akan berjalan apabila pendekatan yang dipakai, kurang bisa diterima di seluruh lapisan masyarakat, maka dari itu, sebuah penyesuaian yang matang dan terstruktur adalah sebuah keharusan.Walau terkesan rumit,Namun, ini semua demi mendukung pelestarian adat dan budaya lokal dalam interaksi era digital.Tidak dapat dipungkiri juga bahwa keramahtamahan dan kesopanan itu sendiri sudah menjadi momok bangsa Indonesia, maka tidak ada salahnya untuk terus mengimpelementasikan ini dalam interaksi digital juga.

              Referensi  :

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun