Mohon tunggu...
Andri Yana
Andri Yana Mohon Tunggu... Human Resources - Praktisi HR, Pelatih PBK, Asessor

Seorang Ibu dari 3 Anak yang ingin berbagi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mau Sehat, Dondong!...Donor Dong!

5 Juni 2023   10:51 Diperbarui: 5 Juni 2023   10:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau Bonus Sehat?

Dondong, Donor Dong!

 

Tanggal 14 Juni diperingati sebagai Hari Donor Darah sedunia, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadara masyarakat yang lebih luas akan pentingnya kesadaran diri untuk kesediannya menjadi pendonor darah bagi sesama, hal ini merupakan upaya bagi PMI sebagai badan penyelenggara event mulia ini untuk memastikan pentingnya ketersediaan darah bagi masyarakan yang membutuhkannya.

Namun kenyataannya, masih banyak ditemui kejadian pasien yang tidak tertolong dikarenakan ketiadaan stok darah baik di Rumah Sakit, maupun di PMI (Palang Merah Indonesia). Dalam Artikel ini penulis ingin mengajak rekan-rekan pembaca memahami arti, makna alangkah banyak manfaat nya bagi diri kita, tubuh kita apabila rutin mendonorkan darah, dan menjadi pendonor bagi sesama.

Donor darah, selain bisa membantu dalam hal kemanusiaan, ternyata rutin melakukan donor darah juga memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, diantaranya adalah sbb:

  • Manfaat bagi Pendonor
  • Menjaga Kesehatan Jantung
  • Dengan supplai darah yang segar setelah di donorkan darah yang lama, jantung kita akan semakin sehat dibarengi dengan pola hidup sehat tentunya.
  • Membantu menurunkan berat badan, karena pada saat donor dapat membantu membakar kalori.
  • Meningkatkan produksi sel darah merah
  • Merasa lebih bahagia dengan menjadi pribadi social yang bermanfaat bagi sesama
  • Menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam darah
  • Membantu menyingkirkan perasaan negative.
  • Donor juga menjadi deteksi dini resiko kesehatan.
  • Dapat memperpanjang usia
  • Manfaat bagi Kemanusiaan
  • Donor darah merupakan kepeduliaan terhadap sesama
  • Terkadang manusia kurang mensyukuri karunia dari Yang Maha Kuasa, terkadang kita selalu mengeluh bahwa hidup kita susah, miskin, serta serba kekurangan. Namun, terkadang kita lupa bahwa ada satu lagi rejeki yang jarang kita syukuri, yaitu rejeki Nikmat sehat. Bila perasaan negative itu muncul, sekali-kali ayo kunjungi RS di bangsal cuci darah, temui pasien thalassemia, pasien gagal ginjal, dlsb. Hati kita akan tersentuh bahwa kesulitan hidup, kesusahan kita, ada yang lebih susah lagi.
  • Sehingga kita menjadi pribadi yang lebih bersyukur, mensyukuri karunia yang Esa.
  • Doroh darah, bisa memperpanjang hidup orang lain.
  • Seiring dengan gaya hidup yang semakin mudah, kurangnya olahraga, memakan dan meminum minuman manis yang berlebih, mengkonsumsi energy drink, dan hal lainnya sehingga menyebabkan beberapa penyakit seperti gagal ginjal, diabetes, serta penyakit lainnya. Ada juga penyakit turunan seperti Thalassemia atau kelainan darah. Pasien-pasien ini di beberapa kondisi sangat membutuhkan donor darah dari yang lain, khususnya Thalassemia, harus menerima transfusi darah secara terus menerus dikarenakan kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) serta sel darah merah di dalam tubuh yang kurang dari normal.
  • Satu kantong darah, dapat menyelamatkan 3 nyawa.
  • Satu kantong darah dari seorang pendonor dapat menyelamatkan 3 nyawa, karena pasokan darah itu bisa dipecah menjadi 3 (tiga) komponen yaitu: Sel darah merah, plasma darah & trombosit. Bayangkan bagi para penderita, betapa sangat bermanfaatnya.

Betapa banyak nya manfaat Donor Darah, baik bagi pendonor maupun yang membutuhkan donor darah, karena bagi yang membutuhkan donor darah bila tidak lekas dapat transfusi darah bisa kehilangan nyawa.

Di kehidupan nyata, di beberapa daerah masih jauh sekali kesadaran warga untuk melakukan kegiatan amal ini, ada beberapa stigma yang kurang dimengerti, emphathy serta kesadaran untuk berbagi dengan sesama. Berikut stigma negative yang penulis temui.

  • Donor Darah Gratis, tapi kenapa di RS atau PMI kami harus mengeluarkan uang atau membeli untuk satu kantong darah.
  • Menurut pengurus PMI (sumber pmijepara.or.id), Semua darah yang di peroleh dari PMI itu gratis, tidak dipungut biaya untuk mendapatkannya. Tapi, memang ada biaya yang harus dikeluarkan sebagai biaya pemprosesan darag atau yang disingkat BPD. Proses uji kelayakan darah agar bebas dari penyakit HIV, Malaria dan Hepatitis. Kita tentu tidak mau bebas dari kegawat daruratan atas kegiatan transfuse darah kita, namun mendapatkan penyakit baru kan?
  • Beban Ekonomi, Menjadi pendonor bayaran.
  • Tidak dipungkiri, dalam kenyataannya dikarenakan kurangnya pendonor sehingga tidak tercukupi stok darah di beberapa daerah, menjadi lahan bisnis bagi warga yang kurang mampu.
  • Bersedia donor darah, namun dengan imbalan.
  • Penulis tidak bisa menjustifikasi hal ini, namun berharap munculnya kesadaran rekan2 sehat lainnya di seluruh Indonesia, agar stok darah di daerah tidak kekurangn, sehingga megurangi beban keluarga penderita yang harus membeli darah dari pendonor bayaran.
  • Kendala Psikologis Pribadi: Takut jarum suntik, donor sakit, takut darah, dlsb.
  • Banyak juga calon donor sehat, Tekanan darah normal, Hb normal, namun terkendala dikarenakan takut akan jarum suntik, Proses pengambilan darah sakit, takut darah, dlsb.
  • Kuncinya adalah Iklas. Ikhlas kan hati, raga, dan pikiran bahwa sakit atas jarum suntik yang saya rasakan tidak seberapa sakit dibandingkan penderitaan pasien cuci darah, pasien yang menerima transfusi darah. Sehingga diri lebih bersyukur dan memberi darah dengan ikhlas.

Marilah buang semua gundah gulana kita, insha allah dengan berbagi penderitaan, rasa empathy terhadap sesama, bahu membahu kita mengurangi beban bagi penderita, keluarga penderita sehingga bisa mengurangi beban mereka.

Salam Dondong,

Ayo Donor Dong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun