Mohon tunggu...
Yana Saphira
Yana Saphira Mohon Tunggu... Lainnya - Everyday is a learning process

Menulis adalah cara terbaik untuk mengeluarkan isi kepala yang saling beradu cepat untuk disampaikan dengan lisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kanre Jawa, Kue Basahnya Orang Makassar

1 November 2021   23:44 Diperbarui: 1 November 2021   23:48 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Masjid 99 Kubah Makassar

Hampir 5 (lima) tahun berada di tanah Makassar membuat saya penasaran apakah orang Jawa (Sunda/Jawa) dan orang Makassar memiliki hubungan kekerabatan yang dekat? 

Sebagai orang yang tumbuh besar di tanah Jawa, saya mengalami apa yang disebut culture shock saat berada di kota Makassar.  Betapa sangat berbeda logat serta Bahasa yang saya temui bahkan ada yang hampir-hampir saya tidak mengerti apa yang diucapkan atau dimaksud.

Di Makassar sendiri ada berbagai logat dan Bahasa namun umum ditemui adalah Bahasa Makassar dan Bugis.  Alhamdulillah sebagian besar penduduk di sana menggunakan Bahasa Indonesia dengan logat Makassar atau Bugis terutama jika mengetahui bahwa lawan bicara adalah perantau seperti saya.

Dari segi Bahasa memang terasa sangat  asing tapi untuk mendapatkan makanan dengan cita rasa yang sesuai lidah orang Jawa, ternyata tidaklah sulit.

Banyak sekali jenis kuliner dan kue tradisional yang sama atau mirip dengan yang ada di Pulau Jawa, namun berbeda penamaannya;

sebagai contoh :

  •  Singkong di Jawa, disebut ubi di Makassar.  Ubi goreng dan sop ubi adalah makanan berbahan singkong, bukan ubi manis.
  • Ubi disebut Ubi jalar (manis) 
  • Klepon disebut onde-onde atau umba-umba
  • Pastel terkenal dengan sebutan jalangkote.  Jalangkote biasa dimakan dengan kuah sambal, sedangkan pastel dengan cabe rawit atau sambal kacang
  • Nagasari (kue pisang) disebut roko-roko unti.  Roko-roko artinya bungkus (kue yang dibungkus daun pisang)
  • Kue bugis disebut roko-roko cangkuning
  • Martabak diartikan sebagai martabak telur (martabak asin)
  • Martabak manis disebut sebagai terang bulan (tidak disebut sebagai martabak)

Diantara jenis kue-kue di atas, ternyata Onde-onde atau yang biasa kita sebut klepon memiliki makna yang sangat mendalam bagi orang Makassar.  Jika seseorang menempati rumah baru atau memiliki kendaraan baru maka biasanya akan ditagih : "onde-onde",  yang artinya: "ditunggu undangan syukurannya", kurang lebih demikian.

Adalah sebuah tradisi nenek moyang orang Bugis yang disebut anyorong lopi yaitu tradisi pembuatan kapal phinisi dimana sebelum diturunkan kapalnya ke laut pada malam hari di atas kapal phinisi dilakukan ritual anyorong lopi  yaitu membaca doa dan menyajikan beragam jenis makanan termasuk Umba-umba ini.

Sehingga kemudian si kue onde-onde atau juga umba-umba ini merupakan kue wajib pada setiap acara syukuran.

Lama kelamaan saya mulai berpikir bahwa sebenarnya ada hubungan kekerabatan antara orang Jawa, khususnya Jawa Barat dengan orang Makassar.

Jalangkote, adalah nama kue yang sangat terkenal di Makassar, bentuk dan rasa sama seperti kue pastel yang biasa kita temui di Jawa.

Ternyata, di daerah Majalengka Jawa Barat ada kue bernama Jalakotek, bentuknya mirip pastel hanya saja berbeda bahan dasar dan cara penyajiannya.

Timun dalam Bahasa sunda disebut bonteng, di Makassar mereka menyebut bonte.

Sakit dalam Bahasa sunda disebut gering, di Makassar disebut garring.

Kemudian kue-kue yang disebutkan di atas tadi hampir sama bentuk dan rasanya dengan yang ada di Jawa walaupun berbeda penamaan, artinya kue-kue ini mempunyai persamaan referensi padahal tanah Jawa dan tanah Makassar itu terpisah jarak yang sangat jauh.

Saya mencoba mengulik sejarah dan menemukan bahwa ada seorang tokoh yang bernama Daeng Kanduruan Ardiwinata.

Mengutip keterangan dari Wikipedia, Daeng Kanduruan Ardiwinata adalah seorang Nasionalis, Agamis, dan Sastrawan Sunda. Ia merupakan seorang guru bahasa, ahli bahasa, pendiri dan Ketua Paguyuban Pasundan, serta Redaktur Balai Pustaka.

Daeng Kanduruan lahir di Bandung pada tahun 1866 dan meninggal di Tasikmalaya pada tahun 1947. Ayahnya yang bernama Baso Daeng Passau alias Daeng Sulaeman merupakan suku Bugis.

Kakeknya bernama Karaeng Yukte Desialu adalah Raja Lombo dari Makassar yang diasingkan Belanda ke Bandung bersama putranya Daeng Sulaiman karena memberontak. Di Bandung, Daeng Sulaiman menyunting gadis Priangan Nyi Mas Rumi yang kelak melahirkan Daeng Kanduruan.

Perlu kita ingat kembali bahwa di tanah Makassar, dimakamkan pahlawan Nasional yang berasal dari pulau Jawa yaitu Pangeran Diponegoro.  

Pangeran Diponegoro bersama istri dan anak serta pengikutnya, sebelumnya dibuang ke Manado oleh Belanda dan kemudian dipindahkan ke Makassar pada tahun 1834. Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855 dan dikebumikan tak jauh dari Fort Rotterdam.

Berdasarkan fakta sejarah tersebut, bisa jadi sebagian kata dalam Bahasa Sunda berasal dari Makassar atau Bugis dan kemungkinan makanan di Makasar ada yang berasal dari tanah Jawa  dan oleh karenanya sering disebut sebagai Kanre Jawa oleh orang Makassar, yang artinya makanan orang Jawa.

Tulisan ini memang hanya sebuah tulisan ringan tanpa adanya riset yang mendalam tentang hal ini.  Sekedar pengobat kerinduan saya kepada kota Makassar termasuk juga kulinernya.  Tulisan ini saya persembahkan untuk semua kerabat di Makassar, yang selalu ada di hati saya di mana pun saya berada.

Semoga dapat memberikan wawasan untuk kita yang tadinya merasa "jauh" dan asing terhadap budaya dan kuliner di Makassar, ternyata tidak demikian adanya.

 

Sipongemmu kupacokkong, ribola tudangengmu; teyana mawela.

(semenjak aku mengenalmu, maka semenjak itu pula engkau akan selalu aku kenal.)

 

Mauni di Jawa monro; nyawa situju-ede; teppaja rirampe.

(Walaupun tinggal di Jawa bila hati sudah bertaut terkenang selalu.)

 

                                                                                    Jakarta, 21 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun