Mohon tunggu...
Yana Saphira
Yana Saphira Mohon Tunggu... Lainnya - Everyday is a learning process

Menulis adalah cara terbaik untuk mengeluarkan isi kepala yang saling beradu cepat untuk disampaikan dengan lisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kanre Jawa, Kue Basahnya Orang Makassar

1 November 2021   23:44 Diperbarui: 1 November 2021   23:48 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Masjid 99 Kubah Makassar

Jalangkote, adalah nama kue yang sangat terkenal di Makassar, bentuk dan rasa sama seperti kue pastel yang biasa kita temui di Jawa.

Ternyata, di daerah Majalengka Jawa Barat ada kue bernama Jalakotek, bentuknya mirip pastel hanya saja berbeda bahan dasar dan cara penyajiannya.

Timun dalam Bahasa sunda disebut bonteng, di Makassar mereka menyebut bonte.

Sakit dalam Bahasa sunda disebut gering, di Makassar disebut garring.

Kemudian kue-kue yang disebutkan di atas tadi hampir sama bentuk dan rasanya dengan yang ada di Jawa walaupun berbeda penamaan, artinya kue-kue ini mempunyai persamaan referensi padahal tanah Jawa dan tanah Makassar itu terpisah jarak yang sangat jauh.

Saya mencoba mengulik sejarah dan menemukan bahwa ada seorang tokoh yang bernama Daeng Kanduruan Ardiwinata.

Mengutip keterangan dari Wikipedia, Daeng Kanduruan Ardiwinata adalah seorang Nasionalis, Agamis, dan Sastrawan Sunda. Ia merupakan seorang guru bahasa, ahli bahasa, pendiri dan Ketua Paguyuban Pasundan, serta Redaktur Balai Pustaka.

Daeng Kanduruan lahir di Bandung pada tahun 1866 dan meninggal di Tasikmalaya pada tahun 1947. Ayahnya yang bernama Baso Daeng Passau alias Daeng Sulaeman merupakan suku Bugis.

Kakeknya bernama Karaeng Yukte Desialu adalah Raja Lombo dari Makassar yang diasingkan Belanda ke Bandung bersama putranya Daeng Sulaiman karena memberontak. Di Bandung, Daeng Sulaiman menyunting gadis Priangan Nyi Mas Rumi yang kelak melahirkan Daeng Kanduruan.

Perlu kita ingat kembali bahwa di tanah Makassar, dimakamkan pahlawan Nasional yang berasal dari pulau Jawa yaitu Pangeran Diponegoro.  

Pangeran Diponegoro bersama istri dan anak serta pengikutnya, sebelumnya dibuang ke Manado oleh Belanda dan kemudian dipindahkan ke Makassar pada tahun 1834. Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855 dan dikebumikan tak jauh dari Fort Rotterdam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun