Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kelas Bawah, Menengah, dan Kaya yang Bercelana Pendek Bersandal Jepit

25 Januari 2025   11:15 Diperbarui: 25 Januari 2025   15:34 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah pribadi dari AI BingCopilot

Pasti pernah, ya, kita lihat ada orang sedang bertransaksi di konter nasabah prioritas bank cuma pakai celana pendek dan sandal jepit. Buluk pula. Apalah arti penampilah, yang penting duit milyaran. Begitu dalam pikiran kita yang melihatnya.

Meski begitu, tetap kelihatan, lho, mana orang yang kaya betulan atau cuma kelihatan kaya karena diminta menyetor uang atasannya, misalnya.

Di mall juga sama, meski banyak yang pakai celana pendek dan sandal jepit, orang kaya akan tetap terlihat kaya dan orang biasa tetap terlihat biasa. Kita bisa mengenalinya seperti dalam The Six Triple Eight keluaran Netflix. Di film itu tentara wanita AD USA berhasil mengetahui asal-usul surat yang rusak termakan usia berdasarkan bahan kain yang ada di surat.

Kita pun begitu, secara tidak langsung kita akan mengenali mana orang yang kaya betulan dan yang tidak meski keduanya sama-sama memakai celana pendek dan sandal jepit.

Harga dan Jenama 

Menurut BPS, orang kelas bawah (rentan miskin dan miskin) adalah mereka yang pengeluarannya dibawah Rp874.000 per bulan. BPS menghitung kalau pengeluaran tidak besar berarti penghasilannya juga tidak besar. Karena itu orang kelas bawah membeli celana pendek di pasar atau dari pedagang keliling seharga Rp15.000-Rp25.000. 

Sama juga dengan sandal jepit. Sandal jepit mereka beli di pasar, warung, atau toko serba ada seharga dibawah Rp50.000. Orang kelas menengah yang membelanjakan Rp2,04 juta-Rp9,9 juta per bulan biasanya sudah mencari kualitas dan gengsi daripada sekadar fungsi. 

Mereka sudah mampu beli sandal jepit harga Rp100.000-an. Celana pendek pun belinya di H&M, Uniqlo, Mango, atau Matahari seharga Rp200.000-Rp Rp400.000 sesuai pengeluaran yang mengategorikan mereka sebagai kelas menengah.

Namun, tahukah berapa harga celana pendek dan sandal jepit sederhana yang dipakai orang kaya? Jutaan. Orang kaya adalah mereka yang pengeluarannya diatas Rp10 juta per bulan. Biasanya gaya hidup mengikuti penghasilan. Makin tinggi penghasilan, makin tinggi juga gaya hidupnya. Kalau ada orang yang gaya hidupnya tidak sesuai dengan penghasilannya, itu anomali, tidak bisa dijadikan patokan.

Serat kain dan jahitan celana pendek harga jutaan, yang jenama lokal sekalipun, lebih kuat dan awet dipakai bertahun-tahun. Selain itu warna celana pendek harga mahal biasanya lebih soft, sementara yang murah biasanya punya banyak kombinasi warna ngejreng dan gampang sobek setelah dipakai beberapa kali.

Celana pendek dengan jenis kain dan jahitan yang kuat dan rapi membuat pemakainya jadi kelihatan rapi dan elegan. Itulah kenapa kita bisa membedakan mana orang kaya dan mana yang tidak. Meski sama-sama pakai celana pendek dan sandal jepit, merek dan harganya beda. 

Bagaimana kalau mereka pakai sandal jepit dan celana pendek yang harga dan jenamanya sama? Apa bisa dibedakan mana yang kaya, menengah, dan bawah?

Keseharian

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, orang kelas bawah lebih banyak naik motor, bahkan naik sepeda dan jalan kaki. Kulit mereka sering terbakar matahari, terolesi debu, dan tertempel polusi jalanan. Wajah dan kulit tubuh mereka jadi kusam. Nasib lebih baik dialami kelas menengah karena mereka sudah bisa mencicil mobil untuk bepergian ke tempat yang jaraknya jauh. 

Orang kaya sudah naik mobil sejak mereka kecil sebab itulah kendaraan utama mereka. Kalau boleh kasih contoh, Raditya Dika baru belajar naik motor di usia 37 tahun. Raditya tipikal orang kaya Milenial yang lebih dulu mengenal mobil daripada motor, apalagi dia anak Kebayoran Baru, daerah yang lebih dulu elit sebelum Pondok Indah.

Penampilan orang yang kesehariannya naik motor tentu tidak se-kinclong yang naik mobil yang terlindungi dari panas, debu, hujan, dan polusi.

Kaca mobil kelas premium juga sudah dilapisi kaca film terbaik yang bisa meredam panas matahari dengan UV filter. Kabin tetap sejuk dan orang yang ada di dalam mobil terlindungi dari sinar ultraviolet penyebab kulit kusam dan penuaan dini. Dari tampilan luar saja kita bisa melihat si pemakai celana pendek dan sandal jepit itu dari kelas mana.

Wajah Minim Stres

Stresnya orang kaya beda dengan kita karena uang bukan lagi masalah buat mereka. Orang kelas menengah apalagi bawah tiap bulannya masih berkutat dengan urusan uang karena merupakan salah satu sumber pikiran manusia yang paling berat. 

Tiap kali stres orang kaya dengan mudahnya mencari pelepasan yang anti-mainstream. Entah  itu liburan ke luar negeri, mencoba kuliner tak lazim, melakukan uji adrenalin, atau beli mobil baru.

Orang kelas bawah dan menengah memang juga bisa terdongkrak penampilannya kalau barang yang mereka pakai jenama dan harganya sama dengan orang kaya. Namun, belum bisa menyamai keeleganan, kerapian, ketenangan, dan kepercayaan diri orang kaya. Raut wajah kelas bawah dan menengah masih kentara menyimpan stres kecuali penampilan mereka di make-over total.

Kulit orang kaya yang cerah, terlindung dari panas dan polusi serta wajah yang minim stres yang membedakan mereka dengan kelas menengah dan bawah meski sama-sama pakai celana pendek dan sandal jepit.

Kalau kebetulan kita lihat orang bercelana pendek dan bersandal jepit belum tentu orang itu datang dari kelas kaya, bisa juga memang apa adanya. Pun tidak pasti dari kelas bawah dan menengah sebab bisa saja celana pendek dan sandal jepit buluk mereka harganya jutaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun