Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Alasan Orang Enggan Meminjamkan Meski Duitnya Banyak

9 Januari 2025   11:49 Diperbarui: 9 Januari 2025   19:02 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah orang terjerat judol karena tidak ada yang meminjamkan uang kepadanya?

Mana ada. Orang yang terjerat judi online (judol) bukan karena tidak dapat pinjaman, melainkan karena ingin kaya secara instan. 

Judi bisa membuat seseorang meninggalkan pekerjaan atau menolak pekerjaan yang ditawarkan kepadanya karena keyakinan judilah yang bakal membuatnya kaya. 

Very Well Mind menyebut uang sebagai faktor utama orang berjudi. Para penjudi sering menghindari fakta bahwa peluang menang mereka sangat kecil karena bandar selalu memenangkan 90 persen permainan. Ini berarti tidak bakal ada orang yang kaya dari berjudi kecuali bandarnya.

Orang yang kecanduan judi biasanya karena pernah menang satu kali lalu ingin menang lebih banyak. Ada lonjakan dopamin saat penjudi menang yang memengaruhi pusat penghargaan di otak lalu menyebabkan euforia. Pengalaman kesenangan ini mendorong orang untuk terus berjudi. Padahal makin sering main kita malah makin sering kalah karena semua sudah diakali bandar.

Jadi orang yang terjerat judol melakukannya bukan karena tidak dapat pinjaman sebab untuk berjudi mereka harus setor dulu ke bandar.

Bagaimana kalau kita ditolak saat meminjam uang? 

Kecewa boleh, tapi gak perlu sakit hati. Mereka punya alasan kenapa enggan meminjamkan meski duitnya banyak. Coba jual dulu satu-persatu barang kita punya. Kalau semua barang sudah habis tidak ada lagi yang bisa dijual, berdoa dan berserah dirilah. Kadang kita cuma perlu berdoa dan pasrah, sisanya biar Tuhan yang menolong. Saya pernah melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun