Artikel yang paling saya sukai bagaimana Opa dan Oma bertahan saat ekonomi rumah tangga sedang terpuruk sampai tinggal di rumah sempit di pinggir sungai. Bagaimana Oma tetap setia tanpa sekalipun meragukan Opa. Juga tentang bagaimana mereka memperlakukan orang lain walau saling berbeda suku dan agama.
Semua itu saya yakin bukan cuma jadi inspirasi buat saya, melainkan banyak Kompasianer terutama mereka yang sedang menjalani pernikahan.
Sehat Jiwa Raga Bahagia Bersama
Bukan cuma buat saya dan Kompasianer, pasangan yang mencapai diamond wedding anniversary sering jadi inspirasi bagi banyak orang dan komunitas karena tidak semua pasangan bertahan sampai enam puluh tahun. Kebanyakan ditinggal ke alam baka lebih dulu oleh pasangannya atau bercerai saat kasih sayang layu dan gugur.
Kebersamaan selama 60 tahun perkawinan seperti Opa dan Oma Tjiptadinata dapat terjadi karena keduanya punya jiwa dan raga yang sehat. Pola makan sehat yang mereka terapkan sejak muda, aktivitas fisik yang cukup, dan tentu saja jiwa yang sehat karena punya hati yang penuh rasa syukur disertai cinta kasih dari anak, cucu, dan cicit.
Rasa syukur yang terpancar itu sebetulnya bukan cuma berpengaruh positif pada keluarga besar, melainkan juga untuk komunitas yang diikuti beliau berdua yang akhirnya memberi apresiasi dan penghormatan kepada Opa dan Oma Tjiptadinata.
Kesehatan, umur panjang, dan dikelilingi oleh kasih sayang dari banyak orang mungkin karma baik yang sedang dituai oleh Opa dan Oma Tjiptadinata atas ketabahan dan kebaikan mereka di masa muda. Kalau di agama saya berlaku keyakinan bahwa kebaikan dan kejahatan sekecil apa pun yang kita lakukan akan mendapat balasannya.
Bagi Opa dan Oma Tjiptadinata, salah satu dari sedikit balasan baik itu datang berupa cinta kasih dari Kompasianer yang mengambil hikmah dari enam dekade kisah rumah tangga beliau berdua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H