Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sering Nonton Video Pendek Bikin Pelajar Gagal Fokus Setelah 10 Menit

4 September 2024   13:44 Diperbarui: 4 September 2024   13:49 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sedang menonton video di ponsel | Foto: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

Jadi idealnya anak usia 10 tahun harus bisa berkonsentrasi terhadap suatu hal minimal 30 menit. Pun remaja 16 tahun mestinya bisa berkonsentrasi selama 48 menit yang digunakan, misalnya, untuk membaca buku atau menonton dokumenter. Kalau ingin mencari hiburan sekaligus menjaga rentang fokus, Rizqina menyarankan untuk menonton video dengan durasi minimal sesuai rumus usia.

Sayangnya, semua video di YouTube Shorts dan TikTok durasinya cuma hitungan detik dan inilah yang mereka tonton.

Memahamkan Anak Hal Konsentrasi

Beberapa studi yang dimuat di jurnal akademis Taylor & Francis membuktikan beda efek membaca di versi cetak dengan ebook. Saat kita membaca novel, majalah, bahkan komik di versi cetak, otak kita menerima dan memahami informasi lebih banyak daripada saat kita membacanya dari layar (tablet, ponsel, komputer, dll).

Selain menerima dan memahami lebih banyak informasi, manfaat dari membaca adalah melatih konsentrasi. Fokus anak-anak kami , terus terang, sekarang juga jadi lebih pendek efek nonton YouTube Shorts. Untungnya tidak separah teman-temannya karena sejak kecil sudah kami biasakan membaca buku fisik, jadi rentang konsentrasi mereka lebih panjang.

Sulit berkonsentrasi lebih dari 10 menit bisa jadi bikin para pelajar sering terlihat kelelahan di sore hari sepulang sekolah. Seharian di sekolah mereka seperti harus memeras otak untuk berkonsentrasi tiap 35 menit jam pelajaran. Meski guru sudah sekreatif mungkin memberi pembelajaran, tetap saja fokus selama 35 menit itu butuh so much effort.

Jadi jalan keluar paling realistis mengatasi anak dan remaja yang sering hilang fokus ini bukan dengan melarang mereka main HP, tapi beri pengertian efek buruknya kalau mereka kelamaan scrolling TikTok dan YouTube Shorts.

Katakan kalau mereka butuh fokus panjang untuk mengerjakan asesmen formatif (ulangan harian) dan asesmen sumatif (ujian tengah dan akhir semester). Kalau sering gagal fokus gimana mau maksimal ngerjain asesmennya, ya, kan.

Kesehatan Mental Antar Generasi

Sulit berkonsentrasi mengerjakan hal rumit dalam durasi panjang jadi salah satu hal yang bikin membuat Gen Z (15-28 tahun) dan Gen Alpha (1-14 tahun) sering dipandang sebagai generasi yang mentalnya lemah oleh generasi sebelumnya.

Sebetulnya bukan mentalnya yang lemah, tapi digitalisasi dan stimulasi teknologi informasi telah mengubah pola saraf di otak mereka. Ini diakui oleh Mark McCrindle sebagai orang pertama yang memberi nama generasi setelah Gen Z sebagai Gen Alpha. 

Meski lemah mempertahankan konsentrasi untuk hal berdurasi panjang, kemampuan kognitif Gen Alpha melebihi generasi sebelumnya. Kemampuan kognitif ini bikin mereka mudah menguasai perangkat teknologi digital dan lebih kreatif mengolah konten digital. 

Sementara itu, generasi sebelumnya yaitu Milenial dan Gen X sudah hidup disertai teknologi canggih, tapi belum hidup dalam digitalisasi internet. Sedangkan Gen Z dan Gen Alpha dari mereka lahir sudah diselimuti oleh internet. Tiap menit tumbuh-kembang mereka juga terdokumentasikan dan dibagikan di media sosial oleh orang tuanya. Secara tidak langsung generasi kitalah yang juga membentuk mereka jadi seperti sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun