Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penyebutan Konoha dan Wakanda, Melecehkan atau Tanda Cinta?

1 Agustus 2024   14:45 Diperbarui: 5 Agustus 2024   18:32 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari AI Bingchat

Lama-lama penyebutan Konoha dan Wakanda diikuti oleh warganet dalam konteks kehidupan yang lebih beragam, termasuk di kehidupan sosial-kemasyarakatan.

Kenapa netizen mempersepsikan berbagai peristiwa negatif di Indonesia dengan Konoha dan Wakanda padahal situasi di Konohagakure-apalagi di Wakanda-cuma dicocoklogikan saja dengan yang ada di Indonesia?

Konoha dan Wakanda Raya

Pertama, tentu karena menghindari tuntutan hukum. Kita tahu kalau pasal-pasal dalam UU ITE lebih sering disasarkan untuk pencemaran nama baik di medsos daripada membela orang yang tidak sengaja mengklik judi online, misalnya.

Jadi menggunakan kata Konoha dan Wakanda membuat netizen merasa aman meluapkan rasa kezel bin mangkel terhadap pemerintah atau pada kejadian membagongkan di masyarakat. Andai mereka disomasi tinggal bilang, "Saya, kan, memprotes kejadian di Wakanda bukan di Indonesia."

Kedua, karena ikut-ikutan. Sebagian netizen latah dan ikut menggunakan istilah Konoha dan Wakanda tanpa tahu konteksnya. Bahkan anak sekolah naik motor dan jatuh di selokan dikomentari juga dengan, "Dasar Konoha."

Karena ikut-ikutan dan asal saja menggunakan istilah Konoha dan Wakanda, maka sebutan itu jadi terasa familiar. Makin familiar makin juga ia sering digunakan di bermacam konteks dari mulai pegawai pajak dan bea cukai yang malak, polisi salah tangkap, judi online anggota DPR, pembubaran ibadah umat Kristen, sampai emak-emak yang sen motornya kiri beloknya ke kanan.

Ketiga, karena terlalu cinta dan peduli pada Indonesia sehingga risih dan tidak tega menyebut namanya sambil mengumpat bercampur sebal.

Mereka paham negara ini dibangun oleh darah, keringat, dan air mata para pejuang yang selama ratusan tahun berusaha melepaskan diri dari penjajahan Eropa.

Namun sungguh sayang, kelakuan mayoritas pejabat, aparatur sipil, dan penegak hukumnya jauh dari ideal karena sering mengakali peraturan yang mereka buat sendiri.

Perilaku yang demikian lambat laun mempengaruhi peradaban pola pikir rakyat Indonesia yang lama-lama terasa makin terbelakang daripada zaman Majapahit dan Sriwijaya.

Mereka yang resah dengan kondisi Indonesia dan masih mencintainya sebagai tanah tumpah darahnya lantas mengganti penyebutan negara ini dengan Konoha dan Wakanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun