Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Makna dan Filosofi di Balik Bervariasinya Seragam Sekolah Masa Kini

18 April 2024   14:06 Diperbarui: 20 April 2024   03:51 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selasa Jawa program untuk melestarikan nyanyian dan nyanyian khas Jawa. Berseragam atasan batik bebas dengan bawahan putih | Foto: Niken Kustanti

Ekstrakurikuler sekolah ini paling banyak dibanding SD lain, bahkan lebih banyak dibanding jenjang SMP dan SMA yang ada di kecamatan yang sama. Sayang sekali, pergantian kepala sekolah nampaknya mempengaruhi semangat dan kreativitas civitas sekolah.

Peserta didik yang mengenakan seragam batik identitas secara langsung juga merasakan kebanggaan menjadi bagian dari sekolah di mana mereka mendapat ilmu baru, teman, bakat, dan kesempatan untuk mengasah keterampilan sosial. 

Sementara itu, seragam batik bebas yang dipakai tiap Selasa juga punya makna kalau setiap peserta didik itu unik dan berhak menjadi dirinya sendiri. Anak-anak itu ternyata juga bangga sekolahnya punya seragam batik bebas. Saat saya tanya, mereka merasa "beda dan menonjol" tiap disandingkan dengan siswa sekolah lain di satu tempat.

Kalau cuma seragam nasional putih-merah, putih-biru, atau putih-abu-abu, rasa bangga itu tidak sedalam saat mengenakan seragam khas sekolah atau seragam batik bebas.

Seragam Baju Adat dan Riwayat Daerah

Pakaian seragam adat di Kabupaten Magelang berupa kain batik dan kebaya/surjan yang wajib dipakai setiap tanggal 22 oleh peserta didik dan PNS. Bukan sembarang tanggal. Pada 22 Maret 1984 pusat pemerintahan dari Kota Magelang secara resmi pindah ke Mungkid.

Sebelumnya pusat pemerintahan Kabupaten Magelang ada di wilayah yang sama dengan Kota Magelang. Ini karena tadinya kota dan kabupaten merupakan satu wilayah. Magelang pecah jadi dua akibat ulah Gubernur Jawa Thomas Stamford Raffles yang ingin menguasai Magelang dan Temanggung.

Waktu itu Magelang masih jadi bagian dari Kesultanan Yogya. Kemudian lepas dan pecah jadi dua saat Raffles mengangkat bupati Magelang pertama tahun 1813 lewat besluit gubernemen.

Sejak itu Kabupaten Magelang dan Kota Magelang punya pusat pemerintahan yang sama-sama berada di Kota Magelang. Kemendagri (waktu itu Depdagri) kemudian membangun pusat pemerintahan kabupaten yang baru di Kecamatan Mungkid. Dan, tanggal 22 Maret 1984 merupakan hari bersejarah karena sejak itu Kabupatan Magelang punya pusat pemerintahannya sendiri.

Sementara itu di Yogyakarta, seragam adat dikenakan tiap hari Kamis Pahing. Kamis Pahing merupakan hari perpindahan keraton dari Ambar Ketawang ke keraton sekarang yang menjadi tanda berdirinya Kesultanan Yogyakarta. 

Belakangan banyak kantor swasta di Yogya juga memberlakukan pemakaian baju adat di Kamis Pahing bagi karyawannya, sama seperti PNS. 

Seragam baju adat dipakai untuk memperingati hari jadi kota Mungkid sebagai pusat pemerintahan resmi Kabupaten Magelang | Foto dok. SDN Muntilan
Seragam baju adat dipakai untuk memperingati hari jadi kota Mungkid sebagai pusat pemerintahan resmi Kabupaten Magelang | Foto dok. SDN Muntilan
Selain Magelang dan Yogya, daerah lain mungkin juga memberlakukan hari memakai seragam adat berdasarkan riwayat daerahnya masing-masing.

Lungsuran Seragam Antar Angkatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun